Ia menjelaskan, dalam penyelenggaraan KTT G20 diperkirakan ada penambahan demand listrik di Bali lebih dari 25 persen, yakni dari 770 MW menjadi 980 MW.
Menurut catatan PLN, beban tertinggi di Bali ada di angka 846 MW per September 2022.
Baca Juga:
Gelar Apel Siaga, PLN UP3 Sumedang Pastikan Keandalan Listrik Jelang Idul Fitri
“Dengan relokasi PLTG Grati ke Pesanggaran, saat ini daya mampu PLN untuk Sub-Sistem Bali ada di angka 1.422 MW. Artinya kita masih punya 442 MW dari perkiraan beban maksimal untuk penyelenggaraan KTT G20. Saat ini saya cek persiapannya sudah mencapai 99,46 persen,” imbuhnya.
Darmawan menambahkan, selain melakukan relokasi pembangkit, PLN juga memastikan keandalan transmisi dan distribusi. Yakni dengan penguatan transmisi dan gardu induk, peremajaan peralatan asessment, serta perbaikan proteksi.
“Kami menjalankan secara detil berbagai action program untuk memastikan keandalan pasokan listrik di Bali selama KTT G20 berlangsung. Kami juga merancang klasifikasi pengamanan untuk beberapa venue khusus seperti Bandara, Hotel, Kawasan Wisata, hingga Rumah Sakit,” tambahnya.
Baca Juga:
Jaga Kelistrikan Andal Selama Ramadan dan Cuaca Ekstrem, PLN Siagakan 81 Ribu Petugas
Untuk siaga pelaksanaan G20 PLN menyiapkan 1.079 personel dengan 3 posko siaga.
25 personel ditugaskan di pembangkitan, 420 personel siaga untuk transmisi, 612 personel siaga untuk distribusi, dan 22 personel siaga untuk Icon Plus.
“Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia. Oleh karena itu, PLN akan memastikan persiapan yang matang, terutama dari sisi pembangkit hingga transmisi, sampai ke venue acara,” tutup Darmawan.[zbr]