JAMBI.WAHANANEWS.CO, Kota Jambi - Polisi melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Jambi untuk memastikan pasokan mencukupi serta takaran dan kualitas BBM tetap aman.
Pengecekan yang dilakukan Tim Subdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Jambi bersama Pertamina Retail Jambi itu mengecek 4 lokasi SPBU. Lokasinya di antaranya, SPBU Pall 5, Simpang Kawat, Kebun Jeruk, dan SPBU samping Siloam.
Baca Juga:
SPBU Solo Bermasalah, Konsumen Dirugikan Akibat Pertamax Tercampur Air
Dalam pengecekan itu, petugas mengecek kualitas dan kuantitas BBM mulai dari Pertamax, Pertalite, dan Solar. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur khusus untuk mengecek specific gravity (SG).
"Hari ini kita melaksanakan sidak SPBU di wilayah Kota Jambi. Intinya kita melakukan pengecekan terhadap BBM Pertamax, Solar, dan Pertalite. Kita cek SG dan kualitas BBM," kata Kanit Tipidter Ditreskrimsus Polda Jambi AKP Prastya, Rabu (12/3/2025).
Prastya mengatakan dari hasil pengecekan tidak ditemukan adanya pelanggaran kualitas dan kuantitas BBM. Hasilnya pengukuran massa jenis BBM masih dalam batas normal.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Tambah Pasokan BBM Lima Persen di Kaltara Saat Ramadhan
Adapun range Specific Gravity (SG) sesuai spesifikasi Pertamina produk gasoline (Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo), ialah 0,700 - 0,750 (range density observed) atau 0,715 - 770 (density pada suhu 15 derajat).
"Dari 4 sample yang sudah dicek rata-rata itu 0,720-0,730. Jadi masih dalam range yang dipersyaratkan," jelasnya.
Lebih lanjut, Misbah menambahkan untuk ketersediaan pasokan BBM di Jambi masih aman jelang perayaan lebaran Idul Fitri 2025 mendatang. Penambahan kebutuhan dilakukan sesuai permintaan masing-masing SPBU.
"Secara umum ketersediaan BBM di wilayah Jambi dalam keadaan cukup. Kita juga melakukan stok selama masa Ramadan dan Idul Fitri. Untuk menjelang Idul Fitri tentu kebutuhan meningkat, seperti tahun sebelumnya untuk gasoline Pertamax dan Pertalite kenaikan (kebutuhan) sekitar 10-15 persen. Untuk bio solar cenderung menurun, karena H-7 biasanya kendaraan ekspedisi dan besar sudah dilarang untuk melintas," pungkasnya.
[Redaktur: Patria Simorangkir]