“Ini sangat memprihatinkan. Provinsi Jambi, termasuk Kota Jambi, tercatat memiliki jumlah pemain judi online yang tinggi, padahal kita dikenal sebagai masyarakat yang religius, berbudaya baik, dan memiliki IPM sebesar 81,7,” ujarnya.
Maulana menjelaskan bahwa praktik judol kerap terjadi di ruang privat, seperti kamar, yang menyebabkan penggunanya cenderung menyendiri.
Baca Juga:
Sering Alami Bau Kaki? Mungkin Ini 3 Kebiasaan Penyebabnya!
“Oleh karena itu, kita perlu mengurangi ruang-ruang individu yang dapat membuka celah untuk perilaku menyimpang,” imbuhnya.
Ia juga menginstruksikan kepada seluruh kepala sekolah untuk mulai memeriksa riwayat penggunaan ponsel para guru guna mencegah keterlibatan dalam aktivitas judi online.
“Kalau ditemukan indikasi, segera beri nasihat. Tidak ada yang kaya karena judi online. Sistemnya sudah diatur untuk menguntungkan bandar. Yang ada justru kehancuran pribadi dan keluarga,” tegasnya.
Baca Juga:
Pemerintah Terapkan Penghapusan BPHTB dan Percepat Layanan Persetujuan PBG
Maulana mengimbau agar semua pihak turut berperan aktif dalam pencegahan judol.
“Jangan biarkan siapa pun terlibat, baik itu ASN, siswa, maupun anggota keluarga. Kemajuan pendidikan ada di tangan kita semua,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Jumat (2/5/2025), Maulana juga telah meluncurkan program Sekolah Digital Bahagia dan menyalurkan 2.000 beasiswa kepada siswa SD dan SMP se-Kota Jambi.