Jambi.WahanaNews.co, Jakarta – Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) ke-V yang digelar pada 13-15 Desember 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta, mencatat momen bersejarah dengan terpilihnya Dr. dr. H. Maulana, M.K.M., Wali Kota Jambi terpilih periode 2024-2029, sebagai salah satu dari lima presidium nasional Pengurus Pusat PDUI.
Penunjukan ini semakin mempertegas kontribusi Dr. Maulana dalam dunia kesehatan dan pemerintahan. Sebagai dokter sekaligus pemimpin daerah, ia diharapkan membawa perubahan signifikan, khususnya dalam memperkuat sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, termasuk di wilayah-wilayah terpencil.
Baca Juga:
Hadiri Natal Komper PGIW, Maulana Tegaskan Jambi sebagai Kota Kebebasan Beragama
Peran Baru di PDUI
Dalam kongres yang dihadiri ratusan peserta dari seluruh Indonesia, Maulana resmi dipilih sebagai presidium nasional PDUI, yang bertugas untuk mengawal dan memperkuat peran dokter umum dalam sistem kesehatan nasional. Maulana, yang sebelumnya dikenal aktif dalam berbagai organisasi profesi kesehatan, mengungkapkan kebanggaannya atas penunjukan ini dan menyatakan siap memberikan kontribusi maksimal.
“Saya merasa terhormat dapat dipercaya untuk mengemban tugas sebagai presidium nasional PDUI. Sebagai seorang dokter dan wali kota, saya memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, baik di kota maupun di daerah, dapat merata dan berkualitas,” ujar Maulana.
Dr. Maulana juga menyampaikan harapannya agar sistem kesehatan di Indonesia semakin diperkuat, khususnya di sektor pelayanan primer yang menjadi ujung tombak dalam pelayanan masyarakat.
Baca Juga:
Kunjungan Kerja ke Jambi, Ini Tempat-Tempat yang Disinggahi Presiden Jokowi
"Saya berharap bisa berkontribusi dalam memperjuangkan perbaikan sistem kesehatan di tanah air, agar setiap warga negara, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota, mendapatkan akses yang adil dan berkualitas," kata Maulana.
Menurut Maulana, meskipun banyak tantangan yang dihadapi, dokter umum memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan kesehatan masyarakat.
"Dokter umum adalah garda terdepan dalam pelayanan kesehatan primer. Kami akan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memastikan bahwa kesehatan menjadi hak yang bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat," tambahnya.
Sementara itu, terkait pelaksanaan Kongres PDUI ke-V, Ketua Panitia Pelaksana yang juga Sekretaris Jenderal PDUI, dr. Taupan Ichsan Tuarita, menyampaikan bahwa kongres ini merupakan amanat dari Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PDUI yang dihadiri oleh perwakilan dari seluruh Indonesia.
"Pada Mukernas PDUI, kami menyoroti pengaruh UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023 serta Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2024, yang dianggap tidak sesuai dengan ranahnya. PDUI menganggap, kolegium seharusnya berada di bawah naungan pelaku profesi, dalam hal ini adalah dokter. Reorganisasi dan pengambilan keputusan terbaik dalam kongres ini yang berkaitan dengan keberadaan dokter umum,” ujarnya.
Dr. Taupan menegaskan, Kongres ke-V PDUI bertujuan untuk memperkuat konsolidasi internal organisasi serta beradaptasi dengan perubahan regulasi.
"Tema pelaksanaan Kongres PDUI ke-V ini, kami coba memotret dari sisi ketahanan kesehatan. Kami melihat bahwa daerah-daerah di seluruh Indonesia perlu penguatan, terutama dari sisi ketahanan kesehatan," ucapnya.
Dia berharap, dengan adanya komitmen bersama antara PDUI dan seluruh pemangku kepentingan, derajat kesehatan masyarakat Indonesia dapat meningkat. "Perhimpunan Dokter Umum Indonesia selalu berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi anggotanya," ujar dr. Taupan.
Namun, terkait pemberdayaan dan distribusi tenaga dokter, dr. Taupan menegaskan bahwa hal tersebut diserahkan kepada pemerintah, terutama dalam hal pendistribusian tenaga dokter yang merata antara kota dan desa.
"Melalui Kongres Nasional PDUI ke-V ini, kami berharap regulasi yang ada di perhimpunan dokter umum tidak bertabrakan dengan regulasi lain, khususnya UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Keberadaan UU ini harus bisa menyesuaikan dengan kolegium yang dimiliki oleh perkumpulan dokter," katanya.
[Redaktur: Andri Frestana]