WahanaNews-Jambi I Gunung Kerinci ternyata juga memiliki cerita mistis yang dialami pendaki. Ada beberapa tempat yang dianggap menyeramkan di kawasan pendakian tersebut.
Kejadian-kejadian mistis kerap terjadi di pegunungan. Para wisatawan diharapkan menjaga kesopanan dan tatakrama selama berada di wilayah pendakian.
Baca Juga:
Viral Ortu Ajak Balitanya Naiki Puncak Gunung Kerinci
Beberapa waktu lalu, seorang wanita menghilang secara misterius saat pendakian di Gunung Abbo setelah buang air kecil di belakang batu sungai. Untungnya setelah empat hari dia ditemukan selamat.
"Pohon bolong nggak boleh foto dan berhenti lama di situ dan di shelter dua kalau bisa jangan camping, tapi banyak juga pendaki yang camping di shelter dua kalau rame rame, tapi kalau dalam grup kecil usahakan tidak camping di shelter 2," kata pemandu Pendakian Kerinci, Yuda Kharsana.
Seorang pendaki indigo bahkan mengakui bahwa Gunung Kerinci 'paling ramai' akan makhluk gaib dibandingkan dengan gunung lain. Untuk itu pendaki diharapkan memperhatikan apa saja yang tidak boleh dilakukan selama pendakian.
Baca Juga:
Waspada! Gunung Kerinci Erupsi, Ini Kecamatan yang Terkena Dampak
"Pernah juga satu kali ada temen aku indigo, tapi dia bisa berkomunikasi dengan makhluk gaib itu, bagusnya dia kuat banget dan dia bilang dia udah ke gunung manapun tapi tidak pernah seramai di Gunung Kerinci," kata Yuda.
"Waktu itu dia tunjukin lah kalau tempat mereka yang ramai itu dimana, nggak boleh ngapain nggak boleh gini gitu, nggak boleh stop di sini, dia bilang bener bener ramai banget di Gunung Kerinci,"
Yuda memberikan pesan kepada para pendaki untuk tetap menjaga kesopanan tak lupa juga keselamatan selama mendaki. Sebagai pendatang, kita harus menghormati keberadaan mereka.
"Pesannya yang pasti safety first ya, hormatilah mitos yang beredar, jangan lupa berdoa, jangan buang sampah sembarangan, jangan merusak alam."
Dia juga menyebut, gunung, hutan dan lautan memang tempatnya jin. Jadi sebagai manusia kita harus menghormati keberadaan mereka.
"Kita kok yang bertandang ke rumah mereka, jadi kita harus jaga tata krama," tambah Yuda.
Jangan Turun Setelah Jam 5 Sore
Ada satu tempat yang dikenal seram di Gunung Kerinci, tepatnya di 'pohon bolong'. Pohon yang tersambar petir tersebut berada di antara pos tiga dan shelter satu.
"Jadi katanya siapa yang foto di situ atau yang terlalu lama istirahat di tempat itu (akan diganggu)," kata guide Gunung Kerinci, Yuda Kharsana kepada detikcom.
"Tapi bener sih emang tempat itu untuk istirahat bagus banget ada kayunya di depannya segala macem," ungkap Yuda.
"Tapi ya siapa yang melakukan benar benar diganggu," tambahnya.
Selain itu, pendaki diminta untuk tidak turun di atas jam 5 sore. Karena menurut kepercayaan masyarakat setempat waktu tersebut dipercaya adalah saat 'mereka' pulang.
"Kalau turun pas abis turun gunung itu, kalau udah jam 5 mending perjalanan nggak usah dilanjutkan karena kalau dilanjutkan setelah jam 5 sore, itu pasti diganggu," kata Yuda.
Bukan tanpa bukti, ada satu peristiwa yang dialami oleh pendaki asal Malaysia. Wanita yang disapa Kak Mar ini mendaki dengan porter pribadi.
"Kita sebenarnya rame-rame tapi karena si kaka ini dia punya body itu agak besar sedikit jadi dia ambil porter pribadi. Jadi kan dia jalannya agak belakang tuh tapi ditemani oleh porter pribadi," kata Yuda.
Saat naik, pendaki ini memang agak telat dari waktu perkiraan, namun situasi aman aman saja. Namun saat turun, keadaan berubah.
"Nah waktu turun besok ketika di Lembah Dewa di atas shelter satu, tiba tiba ada nenek yang menghampiri dia, tapi dia aja nih yang liat ya," kata Yuda
"Nenek ini bawa dua orang anak kecil dan anak kecil ini persis seperti anaknya dia yang ada di kuala lumpur dengan wajah yang sangat sedih dan nenek ini marah, 'ini anak kamu, kenapa kamu tinggalin, kamu ambil anak kamu,'" tambahnya.
Untungnya pendaki asal Malaysia ini kuat. Dia menyadari bahwa anaknya berada jauh di Kuala Lumpur. Sedangkan dia berada di Kerinci, tidak mungkin anaknya bisa datang dalam waktu yang cepat.
"Dia nggak ambil anak ini, dia tetap jalan dan dia diikutin terus, ini anak mu loh ambil anakmu, dengan wajah anak kecil ini yang sangat kasihan tapi dia tetap pegang teguh tadi, 'Anakku ada di kuala lumpur bukan di sini,'" tambahnya.
Saat wanita ini sampai di shelter 1 bersama dua porternya, saat itu waktu menunjukan pukul 6 sore. Walau saat itu masih terang, Yudi menyuruh mereka untuk stay semalam dan turun keesokan hari.
"Kita kontak kontak, aku bilang, yaudah kalau gitu situasinya, nggak usah dipaksain turun. Kalian stay satu malam lagi di shelter satu, tapi kalian jangan lepas Kak Mar ini dalam alasan apapun, mau buang air kecil mau buang air besar kalian harus temenin," kata Yuda.
Namun ternyata, nenek itu tak kunjung pergi. Dia menunggu di depan tenda semalaman.
"Besok harinya lagi pas mereka turun nenek ini juga tetap ngikut dan pas udah keluar pintu rimba nenek itu nangis, ini anakmu kenapa kamu nggak mau ambil gitu," kata Yuda.
Untungnya pendaki ini tetap teguh pada pendiriannya dan tidak memperdulikan si nenek yang terus membujuknya.
Menurut Yuda, jika dia terhasut membawa kedua anak tersebut, maka dia akan berpindah ke dimensi lain.
"Seandainya nih dia mengambil anak itu, itu akan terjadi perbedaan alam. Mungkin Kak Mar ini akan ada di dimensi lain," katanya. (tum)