Oleh: Rini Marisa Silalahi
SAMPAI saat ini, kami seluruh pelajar atau mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji sedang melaksanakan pembelajaran secara daring akibat adanya pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Mulai Hari Ini Siswa SMP di Pekanbaru Belajar Tatap Muka Sepenuhnya
Tidak terasa, di tahun ajaran baru 2020/2021 ini sudah terlaksana selama 3 semester dan pelaksanaan pembelajaran secara daring dari rumah masing-masing dengan bantuan berbasis online.
Mengingat kembali kasus pertama munculnya Covid-19 di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, di mana memberikan dampak besar terhadap pendidikan di Indonesia, Menteri Pendidikan melalui Surat Edaran Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat virus corona Disease (Covid-19), mengimbau agar seluruh peserta didik bisa mendapatkan layanan pendidikan yang optimal secara daring tetap mengutamakan protokol kesehatan untuk memutus rantai Covid-19 semaksimal mungkin.
Indonesia sendiri melaksanakan pendidikan daring lebih terasa pada saat pandemi Covid-19 menerkam dunia. Selama pembelajaran daring yang sudah berjalan tiga (lll) semester, saya merasa banyak sekali keluh kesah pada diri saya yang saya rasakan hingga saat ini.
Baca Juga:
Kadis Pendidikan Taput Bontor Hutasoit: Sekolah Tatap Muka Dilakukan Bertahap
Pelaksanaan pembelajaran saat ini berbasis gadget atau menggunakan HP sebagai media dan seperti WhatsApp, Google Classroom, Zoom, Google Meet, dan sebagainya. Banyak sekali hal-hal yang mengganggu saya untuk tetap balajar.
Pembelajaran yang dilakukan secara daring menyebabkan masalah-masalah baru muncul.
Dikalangan pelajar, siswa harus belajar jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi, terkendala dalam fasilitas, kuota, jaringan merupakan masalah yang sering dijumpai di pembelajaran daring saat ini.
Masih banyaknya daerah yang susah jaringan bahkan yang belum terjangkau jaringan internet menyebabkan kesulitan dan harus melakukan perjuangan yang cukup susah untuk mendapatkan materi pembelajaran.
Bantuan media digital daring yang dipakai saat ini, seperti WhatsApp, Classroom, Zoom, Google Neet dapat membantu proses belajar mengajar.
Guru dan siswa harus tetap efektif bekerja sama dalam belajar di mana dipermudah belajar dan mengajar di mana saja dan kapan saja meskipun dalam jarak yang jauh online dan pembelajaran.
Hal yang paling penting adalah kesadaran bersama mulai dari guru, peserta didik, orang tua dan masyarakat untuk terus semangat belajar dan memotivasi diri untuk berubah menjadi lebih baik dan pemerintah memberikan solusi akan pembelajaran masih digunakan walaupun secara online.
Mahasiswa sebagai komunitas belajar yang jauh lebih mandiri mengekspresikan pendapat, sikap dan perilaku lebih produktif.
Jadi bagaimana tugas mahasiswa menjalani aktivitas akademik secara daring? Dengan menunjukkan keragaman adaptasi sesuai beberapa faktor yang mempengaruhi ruang belajar dan pembelajaran yang dijalani secara online ini.
Rangkaian perkuliahan melalui berbagai aplikasi media digital, kompetensi mahasiswa pasti mengalami peningkatan menerapkan pembelajaran mungkin kondisi pembelajaran pada masa pandemi harus dapat dimanfaatkan dengan perubahan pola berpikir, pola belajar, pola interaksi ilmiah dalam pembelajaran bermakna sehingga kekakuan menyikapi masa Covid-19 dapat dimaksimalkan dengan produktivitas lebih bermakna.
Pembelajaran daring di balik kesedihan seluruh belahan dunia ini, mengajak kita mampu mengambil hikmah dari pandemi Covid-19 ini.
Mungkin saja datang sebagai ujian apakah kita mampu belajar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa walaupun dengan kondisi saat ini. Semoga goresan sederhana ini bermanfaat. (tum)
Penulis adalah mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Prodi Sosiologi Semester III