Jambi.wahananews.co | Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik di sesi awal perdagangan pada Selasa (5/7/2022), setelah harga CPO terkoreksi dua hari beruntun.
Mengacu pada data Refinitiv, pukul 07:20 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 4.387/ton atau naik 0,85%.
Baca Juga:
Konflik Agraria: Satu Warga Suku Anak Dalam Tewas, Dua Sekuriti Jadi Tersangka
Pada Senin (4/7), harga minyak sawit berjangka di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup ambles 7,65% menjadi MYR 4.350/ton (US$985,72/ton) setelah anjlok 4% pada Jumat (1/7).
Harga CPO anjlok kemarin setelah produsen minyak sawit utama yakni Indonesia mengatakan sedang mempertimbangkan kuota ekspor yang lebih besar untuk mengurangi persediaan domestik yang tinggi, di tengah kekhawatiran meningkatnya persediaan CPO di Malaysia.
"Meningkatnya ketersediaan ekspor minyak sawit Indonesia merupakan hal yang bearish bagi minyak sawit lainnya, terutama Malaysia dan pasar bereaksi terhadapnya," kata Anilkumar Bagani, kepala riset pialang minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai dikutip dari Reuters.
Baca Juga:
Penyelundupan Benih Lobster ke Luar Negeri Digagalkan TNI AL Palembang
Pada Sabtu (2/7), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan mengizinkan perusahaan yang telah menjual minyak sawit di dalam negeri untuk mengekspor tujuh kali lipat jumlah penjualan domestik mereka.
"Saya meminta Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan faktor perkalian ekspor menjadi tujuh kali lipat mulai 1 Juli, dengan tujuan utama untuk meningkatkan harga Tandan Buah Segar (TBS) petani secara signifikan," kata Luhut.
Selain itu, beberapa pedagang di Kuala Lumpur juga mencemaskan bahwa persediaan CPO di Malaysia akan meningkat karena produksi yang lebih tinggi dan ekspor yang lamban ke India dan Uni Eropa.