WahanaNews-Jambi| Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyebut penggunaan kendaraan listrik punya keuntungan berlipat dari sisi ekonomi. Salah satunya, pada motor listrik dapat menghemat biaya operasional hingga 75 persen.
"Dengan menggunakan motor listrik, masyarakat lebih hemat biaya 75 persen dibanding menggunakan sepeda motor berbasis BBM (bahan bakar minyak)," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/5/2023).
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Berdasarkan penghitungan PLN, perbandingan penggunaan kendaraan listrik dan kendaraan berbasis BBM cukup jauh.
Dengan asumsi tarif listrik sebesar Rp 1.699 per kilowatt hour (kWh), hanya diperlukan sekitar Rp 2.500 untuk sepeda motor listrik menempuh jarak 50 kilometer (km) dan 10 km untuk mobil listrik.
Sedangkan, jika menggunakan BBM harus menghabiskan sekitar Rp 14.000 untuk menempuh jarak yang sama.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Selain itu, dengan menggunakan kendaraan listrik masyarakat juga akan mendapatkan manfaat penghematan tambahan dalam sisi perawatan. Lantaran kendaraan listrik tidak perlu penggantian oli.
"Motor atau mobil listrik tidak memerlukan penggantian oli. Selain itu, spare part motor maupun mobil listrik juga lebih sedikit jika dibandingkan dengan motor ataupun mobil berbasis BBM,” papar Darmawan.
Menurutnya, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia kini semakin kuat. Dari sektor hulu, melalui Indonesia Battery Corporation (IBC), Kementerian BUMN telah mendorong terciptanya industri baterai dalam negeri.
Infrastruktur ekosistem kendaraan listrik tanah air juga telah siap digunakan dengan disediakannya Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Selain itu, ada pula layanan pengisian baterai di rumah atau home charging, hingga platform one stop services untuk pemilik kendaraan listrik yaitu Electric Vehicle Digital Services (EVDS) yang tersedia di aplikasi PLN Mobile.
"Harapannya, akan terjadi shifting baik di hulu maupun di hilir dari energi berbasis impor yang kotor dan mahal menjadi energi berbasis dalam negeri yang murah, ramah lingkungan dan dapat mereduksi emisi karbon," ungkapnya.[yg]