Jambi.wahananews.co | Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi (Unja) Dr Ngatijo menciptakan silica gel yang dapat diaplikasikan untuk menghindari penggunaan merkuri pada aktivitas penambangan emas tradisional.
Ngatijo di Jambi, Sabtu, mengatakan, produk yang diciptakannya ini digunakan untuk analisis Gas Chromatography dan pengering Desicator dalam bentuk bungkus untuk pengering bahan makanan, mengurangi kelembaban pada tas kulit, sepatu kulit, ikat pinggang, dan obat dalam bentuk kapsul. Hasil industri kimia tersebut diberi merek Silica 60, yang dipasarkan dalam bentuk kristal dan bubuk.
Baca Juga:
Tips Cara Cek KTP Dipakai untuk Pinjol atau Tidak
“Silica Gel hasil industri memiliki harga yang relatif tinggi dan dalam bentuk packing yang terbatas. Oleh karena itu, kami lakukan riset dalam sintesis material silica gel (SG) dengan menggunakan limbah. Proses sintesis SG dimulai dengan pembakaran sekam padi secara manual, dilanjutkan pembakaran melalui furnace dengan suhu 700 derajat Celsius di Laboratorium Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi,” katanya didampingi Kepala Humas Unja Muhammad Farisi.
Dia mengemukakan bahwa produksi SG tersebut memanfaatkan limbah dalam proses pembuatannya. Limbah pertanian yang berbentuk sekam padi diubah menjadi abu sekam padi, tongkol jagung, batang ubi, serta batang dan akar rumput ilalang dapat disintesis menjadi zat yang bermanfaat sebagai adsorben.
Limbah pertanian tersebut sebagai sumber silika dan didestruksi menjadi natrium silikat dan proses reaksi asam menjadi SG. Selain itu, sumber silika yang lain adalah limbah kaca yang dihasilkan dari rumah tangga seperti barang pecah belah, gelas, piring, mangkok, asbak, cermin, dan kaca mobil.
Baca Juga:
Rontoknya Raksasa Fintech, Investree Hadapi Likuidasi Usai Pencabutan Izin OJK
"Limbah kaca dapat diubah dengan reaksi kimia menjadi silika,” katanya.
Pada proses adsorpsi, Ngatijo menjelaskan beberapa hal terkait penggunaannya. Selain untuk mengatasi polutan dalam lingkungan, adsorpsi juga dapat digunakan untuk pengambilan logam yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti ekstrasi emas, platina, tembaga, dan unsur tanah jarang seperti zirconium.
"Untuk adsorpsi emas dalam bentuk anion telah dikembangkan metode Solid Phase Extraction (SPE) yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari pada adsorpsi secara konvensional melalui shaker," katanya.
Riset ini telah mendapat pendanaan desentralisasi dana Dikti tahun 2016, 2017, dan 2018. Teknik adsorpsi menggunakan Ionic Imprinted Polymer dengan dana Dikti tahun 2021 dan 2022.
Berdasarkan beberapa riset yang telah dilakukan dengan pendanaan multitahunan, Ngatijo merencanakan pengaplikasian metode ini untuk para penambang emas tradisional agar bekerja lebih efektif dan efisien. Sumber Antara [Yg]