WahanaNews-Jambi | Negara importir seperti India, Bangladesh dan Pakistan akan menambah pembelian minyak sawit dari Malaysia. Tetapi menurut para ahli, produsen sawit terbesar kedua di dunia ini tidak dapat memenuhi kekosongan produksi yang disebabkan karena adanya larangan ekspor dari Indonesia.
Di India harga minyak sawit naik 5% dalam seminggu terakhir. Kenaikan harga juga terjadi di Pakistan dan Bangladesh.
Baca Juga:
Harga TBS Kaltim Naik jadi Rp2.490,52 Per Kg
Indonesia menjadi penyuplai hampir setengah dari total impor minyak sawit di India, sementara Pakistan dan Bangladesh mengimpor 80% minyak sawit dari Indonesia.
"Tidak ada yang bisa menggantikan volume minyak sawit yang menghilang dari Indonesia. Semua negara akan menderita," kata Rasheed Jan Mohd, Direktur Asosiasi Minyak Makanan Pakistan (PEORA).
Bulan Februari lalu, harga minyak nabati mencatatkan rekor kenaikan akibat anjloknya suplai minyak bunga matahari di Kawasan Laut Hitam.
Baca Juga:
Harga TBS Kaltim Naik jadi Rp2.469,23/kg
Menurut pengusaha yang berbasis di Mumbai, kenaikan harga ini meningkatkan kebutuhan produksi para penyuling minyak. Mereka menahan persediaan yang lebih rendah dari biasanya sebagai antisipasi penurunan harga
Konsumen minyak nabati global tidak punya opsi lain selain menambah ongkos untuk mendapatkan pasokan akibat kebijakan yang diberlakukan Indonesia. Hal ini juga memaksa negara importir mencari alternatif lain yang sebelumnya sudah terbatas akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Pengamat industri memprediksi jika kebijakan larangan ekspor yang diambil Indonesia akan berpengaruh terhadap naiknya semua harga minyak nabati, termasuk minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak lobak. Hal tersebut juga berdampak pada kekhawatiran konsumen atas kemungkinan naiknya harga bahan bakar dan harga makanan.