JAMBI.WAHANANEWS.CO, JAMBI - Pemerintah Provinsi Jambi terus memperkuat langkah percepatan penurunan angka stunting. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (P3AP2) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jambi, digelar Rapat Kerja Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) Provinsi Jambi Tahun 2025.
Kegiatan tersebut berlangsung pada Senin, 28 April 2025, di Aula Bappeda Provinsi Jambi dan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Sudirman, mewakili Gubernur Jambi.
Baca Juga:
Lagi - lagi Gudang BBM Ilegal di Jambi Bocor,DPC GMNI Jambi Angkat Suara
Dalam sambutannya, Sekda Sudirman menekankan pentingnya penguatan upaya pencegahan stunting dari hulu. Ia menyampaikan bahwa prevalensi stunting di Provinsi Jambi mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.
"Data menunjukkan bahwa prevalensi stunting kita naik turun dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan bahwa upaya kita harus lebih kuat di tingkat dasar, bukan hanya menunggu di hilir," ujar Sudirman.
Sudirman juga meminta seluruh jajaran Tim TP3S untuk memperkuat pencegahan sejak dini, terutama melalui intervensi kepada remaja putri, calon pengantin, hingga keluarga berisiko tinggi.
Baca Juga:
Semarak dan Meriahnya Acara HBH HKKN Provinsi Jambi
Sementara itu, Kepala Dinas P3AP2 Provinsi Jambi, Raden Najmi, dalam laporannya menegaskan bahwa pemutusan mata rantai stunting harus dimulai sejak masa kehamilan.
"Pola pikir kita harus bergeser. Pencegahan stunting tidak cukup di usia bayi, tetapi harus dimulai sejak remaja putri, calon pengantin, dan masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan," katanya.
Najmi juga menekankan pentingnya pendekatan lintas sektor dan optimalisasi peran desa dalam mengintervensi keluarga berisiko stunting.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris BKKBN Provinsi Jambi menambahkan bahwa kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci dalam percepatan eliminasi stunting.
"Tidak mungkin kita bekerja sendiri-sendiri. Sinergi antara dinas kesehatan, pendidikan, PMD, hingga dunia usaha menjadi kunci percepatan eliminasi stunting," ujarnya.
Sebagai bagian dari sesi materi, Tim Tenaga Ahli Gubernur (TAG) Provinsi Jambi, Prof. Sukendro dan Muawwin, M.M., turut memaparkan perkembangan terbaru terkait stunting di Provinsi Jambi.
Prof. Sukendro menekankan urgensi membangun sistem pemantauan gizi digital berbasis desa, sedangkan Muawwin menyoroti pentingnya pendekatan hulu melalui penguatan edukasi dan inovasi program di tingkat keluarga.
Keduanya sepakat bahwa dengan integrasi program berbasis data dan teknologi, Provinsi Jambi dapat mengejar target nasional eliminasi stunting di bawah 9 persen pada tahun 2029.
Menutup sesi, perwakilan Bappeda Provinsi Jambi, Ade Irwansyah, menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi serius dalam mengatasi masalah stunting dengan memperkuat struktur dan kapasitas Tim TP3S di seluruh wilayah.
[Redaktur : Ados Sianturi]