Jambi.wahananews.co| Puluhan Tahun menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, kini pria asal Kota Sungai Penuh sukses menjadi petani.
Pria asal Kota sungai penuh yang dulu menjadi TKI di Malaysia, kini menjadi petani Sacha Inchi.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Pria asal kota sungai penuh yang menjadi petani itu bernama Hendriang Jawan (49).
Kacang Sacha Inchi yang olah menjadi bini dan minyak itu telah berhasil diekspor beberapa kali ke negara tetangga yaitu Malaysia.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Kacang Sacha inchi ini telah diekspor keluar negeri kurang lebih sebanyak 4 ton.
Kacang Sacha inchi ini di ekspor keluar negeri dengan harga sebesar Rp 30 ribu per kilogramnya.
Selain Kacang Sacha inchi , Pria asal kota sungai penuh, Provinsi Jambi juga mengekspor kopi Arabika.
Pengiriman eksper perdana Kopi Arabika keluar negeri ini, melalui kargo di Bandara Sultan Thaha Jambi, Rabu 17 Mei 2023 kemarin.
Pengiriman ekspor ke luar negeri perdana kopi Arabika CV. Lino Green kota sungai penuh dibantu oleh Bea Cukai Jambi, pihak Karantina, Maskapai Garuda serta pihak Bandara Angkasa Pura II Jambi.
Namun, pria asal kota sungai penuh hanya ekspor kopi Arabika keluar negeri sebanyak 50 kilogram.
Hendriang Jawan mengatakan, untuk pembelinya sendiri berawal dari mantan majikan saya yang membantu untuk menjualnya.
"Saat ini saya baru ekspor ke Malaysia. Saya lagi berusaha supaya bisa menembus pasar Internasional Eropa," ujarnya, Kamis (18/5).
Usahanya semakin berkembang pesat, pria asal kota sungai penuh ini telah memiliki 5 petani dengan 1.700 batang kacang Sacha inchi yang siap panen di kebun miliknya.
Kacang Sacha inchi ini berada di kebunnya di Jalan Ulu Sungai Ampuh, Sungai Penuh, Provinsi Jambi.
Lalu, ia hanya ekspor kopi Arabika keluar negeri sebanyak 50 kilogram itu karena baru pertama kali.
"Kalo banyak peminat, akan ditambah ekspornya. Karena baru pertama," sebutnya.
Untuk kopi, Hendriang Jawan bekerjasama dengan 10 petani yang berada di Kota sungai penuh.
Perlu diketahui, setelah 21 tahun di Malaysia dari tahun 1998 - 2019, ia memutuskan pulang kampung ke Kota sungai penuh dan memulai usaha.
Dengan bekal ilmu, segudang pengalaman, mantan TKI asal Sungai Penuh ini memulai bisnis nya.
Sangat disayangkan, saat ini usahanya tersebut masih berjalan sendiri belum adanya bantuan dari Pemerintah setempat.
Ia berharap, Pemerintah dapat mendukung hasil usaha kecil miliknya agar bisa lebih mudah di ekspor keluar negeri.
"Saya meminta untuk pengurusan perizinan Pemda di permudah. Agar bisa terus memgembangkan usaha dan membuka lapangan pekerjaan baru," ungkapnya. [Yg]