JAMBI.WAHANANEWS.CO, Kota Jambi - Permasalahan sampah di Kota Jambi kembali menjadi sorotan. Dalam apel perdana yang dipimpinnya, Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha, menegaskan pentingnya penanganan sampah yang lebih serius dan sistematis.
Di hadapan ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah Kota Jambi, Diza menyoroti dampak buruk sampah terhadap lingkungan, termasuk sebagai penyebab utama banjir di beberapa titik di Kota Jambi.
Baca Juga:
Walikota Jambi Terpilih Jadi Presidium Nasional Perhimpunan Dokter Umum Indonesia
Apel yang berlangsung di lapangan utama Kantor Wali Kota Jambi ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) A Ridwan, Staf Ahli Wali Kota, Asisten Sekda, Kepala OPD, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Kepala Rumah Sakit dan Puskesmas, Direksi BUMD, serta jajaran Pemkot Jambi lainnya.
Dalam amanatnya, Diza mengawali dengan rasa syukur atas pelaksanaan Pilkada yang berlangsung damai di Kota Jambi.
Namun, ia dengan cepat mengalihkan fokus pada tantangan besar yang harus segera diselesaikan, termasuk efisiensi anggaran, perbaikan infrastruktur, serta pengelolaan sampah dan banjir.
Baca Juga:
Sekolah Lansia Pertama Resmi Hadir di Kota Jambi
Sampah, Biang Kerok Banjir di Kota Jambi! Salah satu poin utama yang ditegaskan oleh Diza adalah korelasi langsung antara sampah dan banjir yang terjadi di Kota Jambi.
Dari hasil tinjauan lapangan, ia menemukan bahwa banyak drainase yang tersumbat akibat tumpukan sampah, serta volume saluran yang terlalu kecil untuk menampung debit air hujan.
"Yang tidak kalah penting adalah terkait permasalahan sampah. Mari kita identifikasi masalahnya bersama-sama, karena hal ini telah diingatkan langsung oleh Bapak Presiden," tegas Diza.
Pernyataan ini menjadi peringatan keras bagi seluruh jajaran Pemkot Jambi, khususnya dinas terkait, agar lebih aktif dalam menangani sampah yang terus menjadi permasalahan klasik di kota ini.
Instruksi Presiden Sudah Jelas, Jambi Harus Berbenah!
Tak hanya menyoroti kondisi lokal, Diza juga mengingatkan bahwa permasalahan sampah telah menjadi perhatian serius pemerintah pusat.
Ia menyebut bahwa Presiden Joko Widodo sendiri telah memberikan arahan agar setiap daerah melakukan penanganan sampah dengan lebih sistematis dan efisien.
Hal ini menunjukkan bahwa persoalan sampah bukan sekadar masalah kebersihan, tetapi juga menyangkut efisiensi anggaran, kesehatan masyarakat, serta daya tarik investasi dan pariwisata di Jambi.
Normalisasi Sungai dan Data Valid Jadi Kunci
Dalam upaya mengatasi banjir akibat sampah, Diza menekankan perlunya normalisasi sungai secepatnya, sekaligus pengumpulan data yang valid terkait titik-titik masalah di lapangan.
"Kita harus bekerja cepat. Jangan sampai kita terus-terusan menghadapi masalah yang sama setiap tahun. Dengan normalisasi sungai dan data yang akurat, kita bisa mengambil langkah yang lebih efektif," ujarnya.
Dengan pernyataan ini, Diza menegaskan bahwa program penanganan sampah tidak bisa dilakukan setengah-setengah, melainkan harus berbasis data yang jelas agar kebijakan yang diambil benar-benar efektif.
Program 100 Hari Kerja: Sampah Jadi Fokus Utama!
Selain membahas masalah sampah, Diza juga menjelaskan tentang program 100 hari kerja yang sudah dicanangkan, di mana beberapa isu utama yang menjadi fokus adalah:
- Pembenahan jalan berlubang
- Pemasangan titik terang (lampu penerangan jalan umum)
- Penanganan banjir
- Pengelolaan sampah yang lebih baik
Diza menyadari bahwa program 100 hari kerja ini bukan hal yang mudah untuk direalisasikan, namun ia menekankan bahwa semua pihak harus bekerja bersama-sama dan berkolaborasi untuk mencapai hasil yang maksimal.
"Dalam pelaksanaan program 100 hari kerja ini pasti ada banyak rintangan dan hambatan, maka dari itu harus dikerjakan secara bersama-sama dan dengan kolaborasi yang baik," jelasnya.
Tak Bisa Sendiri, Semua Pihak Harus Terlibat!
Diza juga menegaskan bahwa perubahan di Kota Jambi tidak bisa hanya bergantung pada dirinya dan Wali Kota Maulana. Ia meminta agar semua pihak, mulai dari OPD hingga masyarakat, ikut serta dalam mewujudkan 11 program unggulan Maulana-Diza.
"Untuk merealisasikannya, tidak cukup hanya dengan kami, Pak Maulana dan saya, serta OPD. Namun perlu dukungan dan kolaborasi semua pihak," tegasnya.
Diza pun memastikan bahwa dirinya sangat terbuka terhadap kritik, saran, dan masukan dari jajaran Pemkot Jambi.
Menurutnya, pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang mau mendengar dan beradaptasi dengan kondisi di lapangan.
"Saya sangat membuka pintu untuk jajaran pemerintah berkomunikasi terkait pekerjaan, untuk bisa mengembangkan ide dan gagasan demi meningkatkan kualitas pelayanan kita kepada masyarakat," katanya.
Diza Ajak ASN Doakan Wali Kota Maulana yang Sedang Retreat
Di akhir amanatnya, Diza juga mengajak seluruh jajaran Pemkot Jambi untuk mendoakan Wali Kota Maulana yang saat ini sedang mengikuti retreat di Akmil Magelang hingga 28 Februari mendatang.
"Semoga beliau diberikan kesehatan dan kelancaran dalam setiap kegiatan yang diikutinya," tutupnya.
Kesimpulan: Saatnya Jambi Berubah!
Apel pertama yang dipimpin oleh Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha, bukan sekadar seremonial biasa. Dengan nada tegas, ia mengingatkan bahwa persoalan sampah dan banjir di Jambi harus segera ditangani secara serius dan sistematis.
Dengan normalisasi sungai, pengelolaan sampah berbasis data, serta sinergi antara pemerintah dan masyarakat, Diza optimis bahwa Jambi bisa menjadi kota yang lebih bersih, sehat, dan bebas banjir di masa depan.
Kini, tantangan besar ada di depan mata. Akankah program ini benar-benar terwujud? Ataukah masalah sampah dan banjir masih akan terus menghantui Kota Jambi?
Yang jelas, Diza sudah memberikan peringatannya. Kini, giliran seluruh elemen pemerintah dan masyarakat untuk membuktikan bahwa Jambi bisa berubah!
[Redaktur: Patria Simorangkir]