WahanaNews-Jambi I Berdasarkan hasil temuan Ketua Relawan Jokowi Mania, Immanuel Ebenzer, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) sejak tahun 2020 hingga 2021 sudah 7 kali mengubah akta.
Ebenezer membantah PT GSI tidak mencari keuntungan dalam tes PCR.
Baca Juga:
Ini Beda Tes PCR Pada Pasien Covid-19 dengan Cacar Monyet
“Dari mana tidak mencari keuntungannya (GSI), kita sudah menemukan data dari tahun 2020 sampai 2021, GSI itu sudah 7 kali perubahan akta,” ungkap Immnuel di Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Kamis (4/11/2021).
“Artinya mereka coba menyamarkan bisnis mereka di dalam PCR ini, artinya republik ini seperti republik gangster lah yang membuat kita malu.”
Dalam negara demokrasi, lanjut Immnuel, seharusnya good governance melakukan transparansi dengan mengungkap berapa angka sesungguhnya tes PCR.
Baca Juga:
KAI Mulai Berlakukan Wajib Tes RT-PCR Bagi Pelanggan Usia 18 Tahun yang Belum Booster
“Ini harga PCR sebetulnya berapa? Ini kan tidak diungkap,” katanya.
“Dan kita menemukan terakhir kemarin, harga antigen itu cuma Rp18.000 per stik kok mereka naikin Rp100 ribu, kan kurang ajar mengambil bisnis di tengah penderitaan rakyat ini.”
Immanuel menambahkan, jika pesta di balik mahalnya harga tes PCR dan antigen tidak dihentikan akan sangat berbahaya bagi pemerintahan Jokowi.