"Bayangkan jika setiap ide yang lahir di kampus tidak berhenti di meja ujian, tetapi menjelma menjadi solusi yang menyelamatkan bumi, menguatkan ekonomi rakyat, dan memulihkan harapan generasi mendatang. Bayangkan pula, di tengah gempuran teknologi instan yang kerap mengabaikan dampak jangka panjang, justru dari ruang-ruang kelas dan laboratorium sederhana lahir inovasi yang memelihara keberlanjutan. Inilah wajah masa depan yang kita inginkan masa depan yang digerakkan oleh pikiran kritis, keberanian bertindak, dan tekad untuk memberi manfaat yang tak lekang oleh waktu".
JAMBI.WAHANANEWS.CO, JAMBI - Tema “Inovasi Berkelanjutan, Aksi Berdampak” bukan sekadar slogan indah, tetapi panggilan untuk bertindak. Perguruan tinggi, dengan segala sumber daya dan potensi mahasiswanya, memiliki peran strategis sebagai motor penggerak perubahan yang positif dan berkelanjutan.
Baca Juga:
LPDP Akan Pilihkan Kampus dan Jurusan untuk Penerima Beasiswa, 80 Persen Fokus STEM
Apa itu makna inovasi berkelanjutan?
Inovasi berkelanjutan bukan sekadar menciptakan sesuatu yang baru, tetapi memastikan bahwa setiap terobosan memberi manfaat bagi manusia, lingkungan, dan masa depan. Ia adalah perpaduan antara kreativitas dan tanggung jawab.
Konsep ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpikir jangka panjang. Dalam konteks perguruan tinggi, inovasi berkelanjutan adalah perwujudan tridarma kampus: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Artinya, ide-ide kreatif yang lahir dari kampus harus bisa memberikan manfaat nyata, bukan hanya untuk mendapatkan nilai akademik.
Baca Juga:
Keren! Anak Penjual Cireng Tembus UGM, Biaya Kuliah Nol Rupiah
Aksi Nyata dari Lingkungan Kampus
Di lingkungan Universitas Jambi, banyak inovasi berkelanjutan yang lahir dari ide dan kerja keras mahasiswa. Misalnya, kelompok mahasiswa Fakultas Pertanian mengembangkan pemanfaatan limbah pelepah sawit menjadi bioplastik ramah lingkungan, yang tidak hanya mengurangi sampah plastik tetapi juga memberi nilai tambah bagi komoditas lokal.
Mahasiswa Fakultas Teknik merancang prototipe panel surya portabel untuk membantu daerah sekitar yang belum terjangkau listrik PLN, sehingga warga dapat menikmati penerangan tanpa merusak lingkungan. Sementara itu, tim dari Fakultas Sains dan Teknologi menciptakan aplikasi berbasis data cuaca local yang membantu petani mengatur jadwal tanam dan panen agar hasil pertanian lebih optimal dan tahan terhadap perubahan iklim.