WahanaNews-Jambi I Dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda, Partai Mahasiswa Merdeka (PMM) Universitas Jambi adakan refleksi tentang peran pemuda melalui "Bedah Film" Kamis (28/10/2021).
Acara yang berlangsung di warung kopi Klotok 2 yang berada di jalan Muara Bulian ini dihadiri oleh sejumlah pengurus dan anggota partai beserta tamu undangan dari berbagai Organisasi Kepemudaan yang berada di Jambi.
Baca Juga:
Bareskrim Tangkap Kakak Helen Bandar Besar Lapak Narkoba Jambi
Dengan mematuhi protokol kesehatan, mencuci tangan, menggunakan masker serta menjaga jarak, para hadirin nampak sangat antusias menyaksikan film yang berjudul "Jenderal Soedirman" berdurasi 1 jam 56 Menit tersebut.
Ketua PMM Unja, Hendro Silaban dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini adalah salah satu bentuk keinginannya dalam mewujudkan kemajuan intelektual mahasiswa Universitas Jambi.
Hendro juga menambahkan bahwa sebelum acara ini dilaksanakan, PMM UNJA aktif dalam mengadakan beberapa kegiatan sosial berupa pembagian masker hingga membagikan sembako kepada mahasiswa hingga masyarakat yang membutuhkan.
Baca Juga:
Polisi Ciduk Pembunuh Wanita dalam Lemari
Setelah mempertontonkan Film "Jenderal Soedirman" PMM juga Menghadirkan pemateri yang diundang sebelumnya dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Jambi dan Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PKMRI) Cabang Jambi.
El Daniel Siallagan selaku Ketua GMNI Cabang Jambi menilai ada banyak point yang menjadikan Jenderal Soedirman sebagi tokoh pejuang patut diteladani, dari segi nilai-nilai perjuangan, tekad dan harga diri.
"Adanya nilai kemanusiaan yang diwariskan Jenderal Sudirman urgent untuk kita refleksikan, dalam konteks bukan berarti kita harus ikut bergerilya, namun yang menjadi tugas kita adalah melanjutkan cita-cita revolusi bangsa ini hingga tercapai kemerdekaan 100% ," sambungnya.
Kritikan terhadap lunturnya jiwa Nasionalisme pemuda saat ini menjadi komentar pedas yang membekas dari Indra Lumbangaol.
Selaku Ketua PMKRI Cabang Jambi, Indra mempersoalkan minimnya rasa cinta tanah air pemuda di masa kini. Pemuda saat ini terobsesi dengan kemajuan budaya-budaya asing hingga gaya bahasa negara lain.
Diakhir acara para pemateri juga mengapresiasi ketua pelaksanaan hingga pihak-pihak terkait atas keberanian dalam membuat sebuah pilihan dalam wujud nyata pengadaan ruang diskusi seperti ini. (tum)