Jambi.wahananews.co | Gubernur Jambi Al Haris menyebutkan bahwa penanganan inflasi di Jambi sudah cukup bagus meskipun dari release dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan angka inflasi yang ada di Jambi masih menyentuh 8,09 persen.
"Inflasi bagus sudah, Jambi sudah bisa menekan inflasi itu, untuk Bungo di peringkat 8 dan Kota Jambi di peringkat 11," kata Al Haris saat diwawancarai pada Selasa, 4 Oktober 2022.
Baca Juga:
Polsek Perdagangan Monitor dan Pengamanan Kegiatan Ibadah Ritual Perayaan Tahun Baru IMLEK 2576
Kata Al Haris, Pemerintah Provinsi Jambi berhasil menekan komoditi-komoditi yang sebelumnya menyumbang inflasi seperti Cabai dan Bawang sekarang tidak lagi menyumbang inflasi.
"Tetapi sekarang, masih ada euforia BBM sehingga penyumbang inflasi itu ada di transportasi sehingga itu yang kita antisipasi sekarang," tambahnya.
Mantan Bupati Merangin ini juga menegaskan meminta kepada Bupati dan Wali Kota untuk mewajidkan ASN nya mengkonsumsi beras lokal.
Baca Juga:
Dituding Tipu dan Kasari Pelanggan, Pemilik Toko Emas "Sriwijaya Indah" Buka Suara
"Ini sebagai antisipasi kita agar tidak banyak mengkonsumsi beras premium, saya juga sudah menyurati terkait hal tersebut agar segera ditindaklanjuti," tutupnya.
Sebelumnya, Inflasi di Provinsi Jambi kembali ke angka 8 persen di bulan September 2022 setelah sempat menurun di bulan Agustus lalu. Data ini, berdasarkan release yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, Senin 3 Oktober 2022.
Secara year on year atau perbandingan dari bulan September tahun 2021 lalu, inflasi Provinsi Jambi di bulan September tahun ini adalah 8,09 persen. Sementara, dari bulan lalu inflasi di Jambi mengalami kenaikan hingga 0,61 persen.
"Dari bulan lalu, inflasi di kota Jambi mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen dan secara year on year adalah 8,04 persen, sementara Kabupaten Bungo mengalami inflasi sebesar 1,10 persen dan secara year on year adalah sebesar 8,51 persen," kata Kepala BPS Provinsi Jambi, Agus Sudibyo.
Ditambahkan Agus, bahwa komoditi penyumbang inflasi terbesar adalah Bensin, Solar, Solar dan kenaikan tarif angkutan.
"Harga beras ini juga harus diwaspadai oleh pemerintah karena diketahui menjadi komoditi penyumbang inflasi yang cukup besar," tambahnya.
Sementara itu, setelah dilakukan operasi besar-besaran Cabai merah hingga minyak goreng diketahui tidak menyumbang inflasi kali ini alias negatif.
"Tentu butuh kerjasama stakeholder agar bagaimana angka infkasi ini dapat diturunkan kembali disisa beberapa bulan sebelum kalender tahun ini berakhir," tutupnya. [Yg]