WahanaNews.Co | Jambi - Siapa yang tidak pernah dengar nama bunglon,? nama yang tidak asing di telinga kita, yang tentunya semua orang pasti kenal mahluk yang satu ini. Ia salah satu binaatang yang lihai merubah diri di manapun ia berada untuk kenyamanan dan keselamatan diri sendiri. Warna tubuh bisa rubah-ubah setiap saat sesuai tempat ia meloncat, sangat hebat karena tidak semua mahluk bisa demikian.
Di dunia spionasepun sering ditemui agen ganda, si agen berperan ganda untuk mendapatkan informasi rahasia penting. Demikian di salah satu lirik lagu Tapanuli yang cukup populer "Mardua Holong", Mardua Holong yang artinya mendua hati, dimana salah satu dari pasangan sejoli tidak setia dan bahkan di kalangan umat Kristiani sendiripun dikenal istilah pelukan Judas Iskariot.
Baca Juga:
PWI Gugat Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu Rp 100,3 Miliar
Bunglon, Agen Ganda, Mardua Holong dan Pelukan Judas Iskariot adalah dunia penghianatan yang sangat menyakitkan.
Bunglon sering dianonimkan sebagai penghianat bagi kawannya sendiri alias menikam dari belakang saat kawan lengah.
Belakangan ini di kalangan Timses Paslon Pilkada tertentu populer istilah "MASDUKI" (Masang Dua Kaki), ke sana ok ke sini ok.untuk cari keuntungan, tidak beda seperti kelakuan bunglon yang akhirnya ketahuan menjadi bumerang bagi diri sendiri.
Baca Juga:
Ingat! FISIP UI Undang 2 Paslon Walkot Depok Diskusi, Ini Masalahnya
*Apa korelasi antara MASDUKI dan DUMISAKE,?* MASDUKI sendiri adalah masuk golongan bunglon, sementara DUMISAKE adalah pengabdian seorang pemimpin untuk kesejahteraan rakyat luas, sangat bertolak belakang.
Istilah DUMISAKE sudah sangat membumi di Bumi Melayu Jambi ini, ya tentu sebagian besar warga Jambi paham apa arti pharasa kata yang satu ini.
Dua milyar satu kecamatan (DUMISAKE) adalah program jitu yang digelontorkan oleh gubernur dan wakil gubernur Haris-Sani saat menjabat dalam masa kurun waktu singkat hanya 3,5 tahun.
Tidak dipungkiri, sudah banyak warga merasakan manfaat program ini, baik berupa bantuan beasiswa pendidikan, kesehatan, pembagunan tempat ibadah dan bantuan langsung bagi warga yang kurang mampu.
Diakui, pasti masih ada kekurangan DUMISAKE ini, tiada 100% program pemerintah yang langsung sukses dalam waktu singkat, apalagi negeri sedang dilanda covid-19 kala itu.
Tentu sangat rugi rasanya jika program baik ini putus begitu saja di tengah jalan, tiada kata lain selain lanjutkan. Lanjutkan....!! [Yg]