Jambi.WahanaNews.co | Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) berorasi menyuarakan stabilisasi harga kebutuhan pokok di kantor Gubernur Provinsi Jambi, Selasa (22/3/2022).
Naiknya harga-harga kebutuhan pangan apa lagi minyak goreng fantastik harganya. minyak goreng sangat mahal apa lagi semenjak di tariknya subsidi dari pemerintah, saat ini minyak goreng harganya meroket satu liternya mencapai harga 24 ribu rupiah dan dua liter nya 43 ribu rupiah.
Baca Juga:
Jokowi Perintahkan Gubernur Jambi Kebut Penyelesaian Jalur Khusus Angkutan Batu Bara
Insan Rohman selaku koordinator aksi mengatakan Pabrik pembuatan minyak kemasan ada 6 yang berproduksi di Provinsi Jambi, tetapi masyarakat masih mengalami kenaikan harga yang sangat tidak wajar.
"Kemana berkeadilan sosial di negeri kaya ini? kami meminta pada gubernur Jambi harus cepat bertindak karna ibu - ibu yang biasanya membeli minyak goreng 1 kilogram kini hanya mampu membeli seperempat, karna biaya tidak ada dan harganya tinggi sekali" Ujar Insan dalam orasinya.
Mahasiswa juga menuntut beberapa hal dalam aksinya yaitu:
1. ketersediaan minyak goreng di Provinsi Jambi.
2. Pemerataan kemiskinan di daerah terisolir.
3.Penolakan terhadap penambang Emas Tanpa izin (PETI).
4. mempertanyakan program Jambi Mantap 2021/2024.
Baca Juga:
Kunjungan Kerja ke Jambi, Ini Tempat-Tempat yang Disinggahi Presiden Jokowi
Empat Tuntutan Mahasiswa itu di minta kepada Gubernur supaya bisa segera di Realisasikan.
Mengetahui mahasiswa sedang menyuarakan aspirasi, Gubernur Jambi langsung datang menemui pendemo dan mengatakan bahwa Pemprov Jambi telah memanggil pihak pengusaha untuk membahas kenaikan harga ini.
Badan Eksekutif Mahasiswa meminta untuk mendiskusikan 4 tuntutan nya dengan duduk bersama-sama dengan gubernur Jambi.
Gubernur mengatakan tidak muat jika semua mahasiswa masuk ke dalam ruangan, Gubernur minta lima perwakilan mahasiswa saja yang masuk, tetapi pihak mahasiswa tegas menolak dan meminta gubernur duduk bersama-sama dengan semua mahasiswa yang hadir.
Karena tidak ada titik temu kesepakatan langsung dengan mahasiswa, Gubernur masuk ke ruangan dan meninggalkan mahasiswa di luar.
Tidak terima di tinggal begitu saja oleh Gubernur, situasi sempat memanas antara Mahasiswa dengan pihak Satpol PP dan anggota Kepolisian sambil berdorong- dorongan karena para mahasiswa memaksa masuk ke kantor gubernur.
Terlihat di lapangan bahwa keadaan sudah mulai kondusif saat pihak kepolisian meminta mahasiswa tenang dan tidak terpancing karna situasi ini.
Salah satu perwakilan mahasiswa mengatakan sangat kecewa dengan sikap gubernur Jambi yang tidak mau duduk berunding dengan semua mahasiswa.
"Saya dan kawan-kawan sangat kecewa dengan sikap Gubernur Jambi tidak mau duduk berunding dengan semua mahasiswa, malah meminta hanya 5 perwakilan yang masuk, kami akan menunggu disini sampai apa yang menjadi tuntutan kami ditanggapi," Ujar M yang tidak mau disebutkan namanya.[gab]