Area persawahan Efendy menghasilkan 7 ton gabah per hektar di setiap panen. Jika dikonversikan, per hektar menghasilkan Rp 5,7 juta atau Rp 142,5 juta untuk seluruh lahan pertanian.
“Karena di tahun ini kami bisa panen 3 kali berkat penggunaan pompa air yang dapat menyediakan air ke seluruh area persawahan, maka keuntungan kami meningkat 200 persen dibandingkan dengan tahun lalu,” imbuh Efendy.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Tak hanya tanaman padi, berkat beralih menggunakan pompa air Kelompok Tani Harapan Jaya juga bisa mengembangkan ternak ikan dan tanaman palawija.
“Di tahun ini kami menghasilkan ikan sebanyak 2 kwintal dengan kisaran harga jual Rp 15.000 sampai dengan 25.000 per kg. Ini coba terus dikembangkan dalam tahun ini mungkin bisa 2 kali panen dengan jumlah bibit yang lebih banyak," ujarnya.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten Awaluddin Hafid mengatakan, layanan listrik yang dinikmati oleh Efendy merupakan gagasan PLN untuk mendukung peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi dari bidang pertanian.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
PLN memiliki program Fasilitas Penyambungan Listrik Untuk Ketahanan Pangan (Faperta) yang bertujuan untuk meningkatkan kemajuan dan ketangguhan daerah dalam bidang pertanian dan perikanan.
“Ini merupakan upaya kami membantu para petani untuk meningkatkan perekonomiannya melalui alat modernisasi pertanian dengan menggunakan mesin pompa listrik untuk sarana pengairan dapat membantu petani dalam meningkatkan produktivitas panen sehingga para petani dapat lebih untung,” pungkas Awaluddin.[zbr]