Sementara itu, Rosiana Silalahi, yang membahas tentang bagaimana Menjadi Jurnalis Perempuan di Era Digital mengatakan, menurutnya menjadi perempuan adalah berani, berani menghadapi digitalisasi sebagai sesuatu yang tidak bisa ditolak. Apalagi era digital merupakan sesuatu yang penting, ada pemberdayaan perempuan di dalamnya.
"Jurnalis perempuan itu harus berani untuk bicara, menentang berita yang menyudutkan perempuan untuk clickbait", ujarnya.
Baca Juga:
PWI Kalsel Usulkan Ketahanan Pangan Jadi Isu Penting dalam Gelaran HPN 2025
Ia juga mengatakan, bahwa selain membuat kredibilitas di masyarakat, jurnalis perempuan juga harus memiliki integritas untuk diri sendiri.
Pada pembahasan mengenai Pemanfaatan Tiktok untuk Kreativitas Media Jurnalis Perempuan, yang disampaikan oleh Oky Dwiputra. Ia menjelaskan, bahwa Tiktok yang merupakan aplikasi yang saat ini memiliki banyak pengguna, para pemilik akun bisa mengunggah, membagikan kontrak yang di ciptakan, mulai dari secara hiburan, musik, film dan sebagainya.
Ia juga mengatakan akan mudah para jurnalis perempuan membuat konten untuk dimasukkan ke dalam akun tiktok dalam bentuk berita secara video, audio, bahkan tulisan.
Baca Juga:
Solidaritas antar Jurnalis Perempuan, FJPl Papua Barat Daya Gelar Berbagai Lomba pada Hut Ke-79 RI
"Ini sangat mudah ya untuk para jurnalis perempuan, apalagi sudah memiliki basic sebagai seorang jurnalis", jelasnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh Anggota FJPI dari seluruh Indonesia dan juga undangan dari luar FJPI.