WahanaNews-Jambi | Warga Kota Jambi sempat dihebohkan oleh peristiwa percobaan bunuh diri oleh AR di jembatan Gentala Arashi, Sabtu (14/5/2022).
Namun, aksi tersebut berhasil digagalkan oleh dua anggota polisi Polsek Pelayangan Aipda Suwanda dan Aiptu Ferry Ono Sianipar.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
Aiptu Ferry Ono Sianipar mengatakan siang itu sekita pukul 12.00 wib dia dan Aipda Suwanda yang lagi tugas piket mendapatkan laporan dari masyarakat soal percobaan bunuh diri dari warga.
Setelah berkordinasi dengan Kapolsek Pelayangan IPTU Rafno, Ferry dan Suwanda pun ditugaskan untuk segera mengambil tindakan cepat.
Ferry menceritakan saat itu di TKP warga sudah ramai berkeruman namun tidak ada yang berani mendekat.
Baca Juga:
Curah Hujan Tinggi Picu Banjir di Tapteng, Ratusan Rumah Terendam
Sementara itu AR yang mencoba bunuh diri sudah berada di luar pagar jembatan Gentala Arashi.
Ferry yang berpakaian preman saat itu berinisiatif untuk mengambil tindakan mengamankan lokasi agar masyarakat yang saat itu berkeruman bisa tenang dan kondisi lebih kondusif.
"Yang saya kawatirkan saat itu ramainya warga justru semakin mendorong niat AR untuk bunuh diri, makanya warga segera saya kondisikan," ujarnya Minggu (15/5/2022).
Kepiawaian polisi yang telah bertugas selama 23 tahun ini membuat dia tidak butuh waktu lama untuk membuat kondisi kondusif, setelah itu dia langsung berdialog dengan wanita yang mencoba melakukan bunuh diri tersebut.
Kali ini ketenangan dan kepiawaian dia dalam berkomunikasi sekali lagi teruji, sebelum evakuasi AR wanita 32 tahun yang hendak bunuh diri tersebut sempat curhat masalah rumah tangganya ke Ferry.
"Dia sempat cerita prihal kenapa dia mau bunuh diri," ujar Ferry.
Ferry mengatakan setelah beberapa saat mendengarkan curhatan dari AR, dia mencoba mengubah mindset pikiran AR.
"Saya lihat dia berhijab ya, jadi yang pertama kali saya katakan itu menyuruh dia istifar, setelah itu saya bilang agar dia mengigat anak-anak di rumah," katanya.
Setelah berdialog dengan Ferry Perempuan berinisial AR tersebut sudah mulai bersifat lunak.
Ferry Ono Sianipar sendiri memang berperawakan tenang dengan nada bicara yang cukup lembut.
Ferry menceritakan saat pertama kali dia datang ke TKP sempat ada rasa gugup di dalam dirinya, apa lagi kasus percobaan pembunuhan ini merupakan yang pertama bagi lulusan Bintara dari SPN Sampali Medan ini.
"Sempat ada rasa dek-dekkan, jika salah ngomong justru korban malah terjun. apanlagi siang itu lagi panas baget dan masyarakat ramai sekali," katanya.
Disaat Ferry mengambil langkah persuasif dengan mengajak AR berdialog, Aipda Suwanda mengambil aksik heroik dengan melompati pembatas jembatan untuk mengambil posisi berada di depan AR.
Aksi Aipda sendiri bisa di katakan cukup berani mengigat dia hanya bertumpu pada sepotong besi penyangga jembatan untuk mencegah AR terjun ke Sungai Batanghari.
Aipda Suwanda mengatakan saat datang ke TKP situasi sudah sangat ramai dan AR sudah mau terjun, tanpa pikir panjang dia langsung berinisiatif melompat pagar pembatas untuk menghalau AR.
"Saat itu pikiran saya bagaimana AR ini selamat aja," ujar pria lulusan SPN Purworejo tahun 2000 ini.
Polisi asal Klaten Jawa tengah ini menceritakan saat dia telah melompati pagar, sebagai manusia biasa sempat ada rasa was-was AR akan langsung terjun ke sungai.
"Ya berkat kerjasama team dan di bantu warga, akhirnya AR bisa diselamatkan, " ujarnya.
Proses evakuasi sendiri berjalan cukup lancar, di bantu warga yang ada di sana Ferry dan Suwanda berhasil mengeluarkan AR dari pinggir jembatan.
"Proses evakuasi mengeluarkan AR dari pinggir jembatan sendiri membutuhkan waktu sekitar 30 menit," pungkas Ferry. [Yg]