Jambi wahananews.co | Kematian Brigadir Polisi Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menjadi sorotan publik. Keluarga almarhum pun menunjuk tim kuasa hukum kasus ini, salah satu personelnya adalah Kamaruddin Simanjuntak.
Kamaruddin adalah seorang advokat yang cukup dikenal di Tanah Air. Bersama tim kuasa lainnya, Kamaruddin sudah membuat laporan ke SPKT Bareskrim Mabes Polri, pada Senin, 18 Juli 2022.
Baca Juga:
Bareskrim Tangkap Kakak Helen Bandar Besar Lapak Narkoba Jambi
Laporan terkait dugaan tindak pidana yang dialami oleh Brigadir J, yang tewas ditembak di rumah Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.
Kamaruddin dan tim kuasa hukum tidak ditemani keluarga Brigadir J dalam pelaporan itu, dengan alasan karena masih mengalami trauma.
"Orang tua kami harapkan ikut tapi masih trauma belum berani datang ke sini (Bareskrim) karena traumatik," kata Kamaruddin di Mabes Polri, Senin, 18 Juli 2022.
Baca Juga:
Polisi Ciduk Pembunuh Wanita dalam Lemari
Meski demikian, pihaknya selaku kuasa hukum intens berkomunikasi dengan orang tua atau keluarga Brigadir J yang berada di Jambi.
Kamaruddin lahir di Siborongborong, Tapanuli Utara, Sumatra Utara pada 21 Mei 1974.
Almarhum ayahnya, Midian Simanjuntak dan ibunya Nurmaya Pardede, memberi nama Kamaruddin, karena sempat merantau ke Aceh.
Kamaruddin punya lima putri dari buah pernikahan dengan sang istri, Joanita Meroline Wenji.
Selepas tamat SMA Negeri 1 Siborongborong pada tahun 1992, layaknya pemuda Batak lainnya yang suka tantangan hidup, Kamaruddin merantau ke Jakarta.
Tiba di Jakarta, Kamaruddin bermodal nekat semata. Hampir tiga bulan lamanya hidup luntang lantung di ibu kota negara.
Karena tak punya uang dan pekerjaan tetap, sempat tidur di kolong jembatan Pasar Klender, Jakarta Timur.
Beruntung dia diterima di sebuah restoran Jepang menjadi petugas cleaning service pada tahun 1993.
Sempat pula membuka usaha sendiri selepas dari pekerjaan di restoran tersebut. Namun usahanya kandas, menyusul situasi ekonomi saat itu sedang ambruk dan munculnya aksi demo tahun 1998.
Kamaruddin kemudian memutuskan untuk kuliah tahun 2001. Dia mendaftar ke Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta.
Gigih belajar, putra Siborongborong itu menuntaskan kuliah 3,5 tahun dan lulus sebagai mahasiswa terbaik.
Menyandang gelar sarjana hukum, Kamaruddin pun memutuskan untuk terjun sebagai advokat.
Dia mendirikan kantor hukum dengan nama Victoria. Nama yang diambil dari salah seorang putrinya, Valencia Brightlady Victoria, seperti dilansir dari Narwastu.id.
Kamaruddin mengajak rekan-rekannya bergabung di kantor hukum ini. Mulai menangani kasus kecil dan besar.
Hingga sebuah konflik internal terjadi, di mana kantor hukum ini ditawarkan sebuah kasus besar dengan honor besar namun ditempuh dengan tidak patut hukum.
Rekannya mendesak untuk diterima. Kamaruddin menolak. Lantaran terjadi perbedaan pandangan, rekan-rekan Kamaruddin meninggalkannya.
Kamaruddin jalan terus, meneruskan semangatnya sebagai advokat yang berintegritas. Dia pun mulai menangani sejumlah kasus besar dan level nasional.
Salah satu keberaniannya adalah menguak kasus korupsi Wisma Atlet dan Hambalang.
Dalam perjalanan kariernya, Kamaruddin mengaku kerap mendapat teror. Bahkan tujuh kali lolos dari rencana pembunuhan berencana.[yg]