Jambi.wahananews.co | Proyek Sistem Perpipaan Air Limbah (Sewerage System) yang hingga kini masih dalam proses pembangunan mendapat keluhan dari masyarakat. Hal ini juga kerap disampaikan oleh masyarakat kepada Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto.
Edi Purwanto menyebut bahwa masyarakat merasa terganggu dengan pembangunan yang dianggap tidak kunjung selesai. Tidak hanya itu, sejumlah sisa lubang yang digali juga ditimbun seadanya, hingga membuat pengguna jalan terganggu.
Baca Juga:
Bhabinkamtibmas Polres Padangsidimpuan Sukses Mediasi Pertengkaran Warga di Batunadua
"Sudah banyak yang melapor ke saya terkait dengan pembangunan itu, karena banyak yang dulu jalannya bagus kemudian karena pengerjaan itu harus di bongkar, dan tidak di aspal lagi ketika itu sudah selesai dikerjakan,"ujarnya.
Hal inilah kata Edi Purwanto yang harus diperhatikan oleh pihak rekanan dalam hal ini PT Adhi Karya, PT Brantas Abipraya dan PT Waskita sebagai pelaksana untuk menyelesaikan persoalan ini. Edi Purwanto menyebut bahwa yang dipersoalkan masyarakat adalah ruas-ruas yang dibongkar untuk kembali di aspal seperti semula.
"Jadi persoalannya memang kita minta untuk pelaksana, bagian aspal yang sudah dibongkar dan selesai untuk di timbun kembali, diaspal seperti semula sehingga pengguna jalan juga enak, jangan seperti sekarang itu,"ungkapnya.
Baca Juga:
Patriotisme Berkobar: Kolaborasi Bhabinkamtibmas dan Babinsa dalam Latihan Paskibraka Menyambut HUT RI ke-79
Disisi lain, Edi Purwanto juga meminta kepada Dinas PUPR Provinsi Jambi untuk berkoordinasi dengan pihak pelaksana. Apa yang menjadi keluhan masyarakat ini harus didengar dan dicarikan solusinya, meskipun memang proyek ini merupakan proyek pemerintah pusat.
"Pihak PUPR juga kita minta ini untuk koordinasi, karena ini masyarakat kita yang merasa terganggu. Kita minta segeralah koordinasi, mana yang memang sudah selesai tapi tidak di aspal kita minta di aspal, malu juga kita, ini Kota Jambi tapi infrastrukturnya seperti ini,"tambahnya.
Disisi lain, terkait dengan adanya kejadian masyarakat yang masuk ke dalam lubang galian dari proyek tersebut, Edi Purwanto meminta kepada pihak pelaksana untuk mengevaluasi sistem keamanan di lokasi galian.