WahanaNews-Jambi I Tim BKSDA Jambi bersama jajaran Polsek Sungai Gelam serta dibantu oleh warga sekitar berhasil menangkap dua ekor buaya yang meresahkan warga Desa Talang Kerinci, dan Desa Kebon IX Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi.
Kedua predator sungai itu berhasil ditangkap dari tempat yang berbeda, satu ekor ditangkap dalam kolam milik warga RT 14, Desa Kebon IX, sementara satu ekor lainnya ditangkap bawah jembatan di sungai Desa Talang Kerinci.
Baca Juga:
Budayawan Jambi : Candi Muaro Jambi Bernilai Sejarah Warisan Dunia
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dusun Desa Talang Kerinci M. Hafis.
Dua ekor buaya yang sudah berhasil mereka tangkap sudah dilakukan pengintaian sejak dua hari.
"Alhamdulillah buaya yang berkeliaran itu sudah berhasil kami tangkap karena keberadaannya sangat meresahkan warga di sini. Penangkapan itu kami berkerjasama pihak BKSDA dan Polsek Sungai Gelam," kata Hafis Jumat (17/9/21).
Baca Juga:
Dua hari Air Ledeng Tidak Mengalir ke Rumah Pelanggan di Sekitar Mendalo Darat
Untuk diketahui, predator air yang berkeliaran di permukiman warga di sana merupakan buaya lepas dari tempat penangkaran yang berada di Desa Kebon IX.
Warga di sana juga berharap kepada pemilik penangkaran buaya untuk mencari solusi agar lokasi penangkaran itu ditutup, karena telah meresahkan warga.
Sementara Kapolsek Sungai Gelam, IPDA Yohanes Chandra juga membenarkan kedua buaya itu sudah berhasil ditangkap.
Ia juga mengatakan, kedua buaya itu ukurannya diperkirakan seberat setengah ton dan memiliki panjang 4,5 meter.
Kedua buaya yang berhasil ditangkap merupakan satu ekor jenis katak, satu ekor lagi jenis julung-julung.
Koordinator penyelamatan satwa dari BKSDA Jambi Sahron, juga mengungkapkan bahwa predator sungai tersebut berhasil ditangkap dan dievakusi setelah lemas usai disetrum menggunakan alat setrum baterai milik warga.
Kedua buaya itu akan dibawa dan direhabilitasi di tempat penangkaran milik BKSDA Jambi di Desa Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota.
"Penangkapan buaya ini lokasinya tidak jauh dari penangkaran buaya di desa Kebon IX, dan diduga kuat buaya tersebut merupakan buaya yang lepas dari penangkaran yang sudah tidak layak itu," kata Sahron. (tum)