"PKS tidak mengindahkan kesepakatan, kami merasa dirugikan. Kami petani dirugikan sampai dengan Rp 1 ribu hingga Rp 2 ribu per kilo. PKS terima sawit petani di bawah Rp 1 ribu per kilo," ujarnya.
Dia menyebutkan bahwa apabila kran ekspor dibuka kembali maka PKS akan menjual CPO dengan modal yang sedikit dan akan mendapat keuntungan yang tinggi.
Baca Juga:
Harga CPO Naik Signifikan, Dorong Pertumbuhan Ekspor Indonesia
Dia menyebutkan bahwa apabila kran ekspor dibuka kembali maka PKS akan menjual CPO dengan modal yang sedikit dan akan mendapat keuntungan yang tinggi.
Menurutnya, alasan PKS yang tidak mau menerima TBS petani tersebut karena over kapasitas tidaklah relevan.
Baca Juga:
Kejagung Geledah Kantor KLHK Terkait Dugaan Korupsi Kelapa Sawit Senilai Ratusan Miliar
Sebab hingga saat ini PKS tersebut masih melakukan produksi.
"Kalau memang sudah over kapasitas ya sudah stop produksi, jangan jadikan alasan untuk membeli sawit dengan sangat murah," katanya.
Untuk itu mereka memberikan batas waktu menyelesaikan persoalan tersebut dalam satu minggu ke depan. [yg]