WahanaNews-Jambi | PT PLN (Persero) mengklaim telah berhasil memangkas utang perusahaan sebesar Rp 34 triliun, dari Rp 451 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 417 triliun pada Juni 2022.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan hal ini berkat upaya efisiensi dan transformasi bisnis yang dilakukan PLN, dengan arahan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Dia menyebut langkah efisiensi menjadi daya tahan bagi PLN untuk menghadapi segala tantangan, termasuk tantangan penurunan demand.
Meskipun dalam kondisi demand menurun dalam dua tahun terakhir, namun Darmawan bersyukur PLN tetap membukukan laporan keuangan yang positif.
"Pak Erick sudah memberi arahan ke PLN untuk efisiensi dan inovasi. Oleh karena itu, kita pertama harus mengurangi cost. Kita lakukan transformasi digital, kita bongkar bisnis proses kita. Kita sederhanakan agar kita bisa lebih cepat dan trengginas," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Kamis (18/8/2022).
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Lebih lanjut, dia menjelaskan dengan kondisi efisiensi dan optimalisasi capital expenditure (Capex), PLN mampu memitigasi faktor eksternal yang berdampak pada keuangan PLN.
Dari sisi pengelolaan utang, perseroan mampu menurunkan utang dari Rp 451 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 417 triliun pada Juni 2022. PLN memprediksi dapat mengurangi beban utang hingga Rp 5 triliun per tahun.
Di samping efisiensi, pihaknya juga tetap melakukan langkah untuk mendorong pertumbuhan permintaan atas listrik. Di antaranya melalui program seperti Electrifying Agriculture, Electrifying Marine maupun Electrifying Lifestyle.
"PLN juga terus mendorong masifnya penggunaan kendaraan listrik dengan terus menggencarkan pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Hingga Juli, saat ini sudah ada 142 unit SPKLU yang tersebar di 109 lokasi seluruh Indonesia," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, PLN juga mendorong masyarakat untuk menggunakan kompor induksi sebagai pengganti kompor LPG.
Diungkapkannya saat ini tercatat konversi kompor berbahan bakar LPG ke kompor induksi sudah dilakukan oleh 2.000 keluarga penerima manfaat (KPM) di Surakarta, Jawa Tengah dan Denpasar, Bali.
"Dengan arahan dari Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, dan dikoordinasi oleh Kemenko Perekonomian. Tahun ini PLN menargetkan konversi sebanyak 300 ribu kompor induksi," papar Darmawan.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan pihaknya berupaya mengusung transformasi dan efisiensi demi memperkuat operasional BUMN di tengah hantaman pandemi COVID-19 dan krisis energi.
Menurutnya, salah satu BUMN yang telah menunjukkan capaian efisiensi dan transformasi yaitu PLN. Terbukti, perseroan mampu mengurangi utang, bahkan saat pandemi.
"Ini menunjukkan bahwa PLN sehat dan kita dorong untuk terus sehat sehingga bisa menjalankan tugasnya sebagai BUMN dan untuk masyarakat," tandasnya.[zbr]