WahanaNews-Jambi | Pembawa Cahaya Untuk Bangsa, Itulah nama yang sering disematkan pada Raden Ajeng kartini. Putri Bangsawan yang berani keluar dari kurungan pengetahuan yang dangkal, Perempuan yang gigih dalam perjuangan demi terwujudnya Emansipasi Wanita.
Raden Ajeng kartini yang lebih senang di panggil Kartini adalah Perempuan Cerdas yang mendobrak dan mengubah Peradaban,Hingga nyata lah sekarang Perempuan berani memperjuangkan Hak hak nya,menuntut keadilan dan menempatkan sesuatu di tempat yang semestinya.
Baca Juga:
GMNI Demo Kejari Gunungsitoli Terkait Kasus Defisit Rp84 Miliar, Minta Segera Ditetapkan Tersangka
Berbicara Emansipasi perempuan tentulah kita sudah tidak asing lagi,dimana kita harus mengupayakan pembebasan perempuan dari penindasan dan diskriminasi oleh pihak pihak tertentu,tentunya Indonesia adalah satu negara yang sudah menfasilitasi kesetaraan gender di berbagai sektor,mulai dari sektor pemerintahan ,pendikan,kesehatan dan lain lain.
Tapi apalah arti dari semua itu Jika masih sangat banyak perempuan yang takut bersaing,masih sangat banyak perempuan yang belum sadar akan emansipasi wanita yang sudah di perjuangkan puluhan tahun lalu,masih sangat banyak perempuan yang menjadi korban kekerasan baik fisik ,psikis dan seksual, disinilah perempuan perempuan yang menjadi agent dari emansipasi wanita bertualang,mengedukasi dan turut memperjuankan keadilan terhadap semua korban diskrimanasi.
Disahkan nya RUU TPKS menjadi UU TPKS pada 12 april 2022 menjadi satu langkah awal yang baik untuk mengayomi perempuan indonesia dari segi payung Hukum.
Baca Juga:
Karena Jadi Ketum Alumni GMNI Hakim MK Arief Hidayat Disidang Etik
Perempuan pasti tidak akan pernah lepas dari Budaya Patriarki yang mendiskrimansi selama perempuan itu tidak berani melawan.
Perempuan harus merdeka,perempuan harus menganggap diri nya Pantas dan mampu bersaing dalam mengisi kemerdekaan agar terwujudnya keadilan yang tidak di monopoli oleh kaum kaum tertentu saja,agar merasa mampu dan pantas jadilah perempuan yang tidak melek pengetahuan,jadilah perempuan yang menjadikan belajar dan membaca sebagai kebutuhan mendasar setara dengan kebutuhan sandang pangan dan papan, Jadilah perempuan yang sensitif terhadap isu isu diskrimanasi yang masih malang melintang dan jadilah perempuan pengedukasi agar semua lapisan segera sadar dan terbangun,bahwa Emansipasi wanita menjadi satu kendaraan yang bisa membonceng kaum perempuan melampui batasan namun tetap tau batasan.
Penulis dalam hal ini meyakini bahwa perempuan indonesia adalah perempuan berani munjunjung keadilan dan ketangguhan yang luarbiasa,jika bersama sama dan saling suport dalam mewujudkan Emansipasi wanita sampai ke seluruh jiwa penduduk Indonesia,maka diskriminasi Terhadap khusus nya kaum Perempuan bisa di atasi di Bumi Indonesia.
Menjadi perempuan yang berani menentukan pilihan dan mendobrak pandangan masyarakat yang sudah turun temurun memang sangat sulit, sejarah akan mencatat dan waktu akan menjawab bahwa berlawanan dengan stigma yang sudah ada saat ini tidak akan menjadi satu kesalahan di masa depan ,bisa jadi menjadi satu peradaban yang di elu elukan di masa depan.
Dipenutup ,penulis berharap bahwa kesadaran emansipasi di hati semua perempuan indonesia muncul dan tumbuh, dan perlu menyadari perempuan adalah ibu dari peradaban dan ibu dari kebudayaan. Jadilah Ibu peradaban yang membawa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi,Gentarkan lah Indonesia dengan menempatkan kaum perempuan sejajar dengan laki laki dalam merebut dan mengisi kemerdekaan Indonesia. [Yg]