Jambi.wahananews.co | Harga Sembako di Pasar Sengeti Kabupaten Muaro Jambi merangkak naik.
Naiknya harga sembako ini menyusul dengan naiknya harga BBM subsidi yang diumumkan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Baca Juga:
Mantan Gubernur Jambi Zumi Zola,Bebas Bersyarat
Pantauan di Pasar Tradisional Sengeti Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, sembako yang naik itu beragam.
Mulai dari cabai sayur mayur hingga ke bahan pokok lainnya.
Untuk cabai, saat ini perkilogramnya Rp 75.000, sementara di hari normalnya harga cabai ini Rp 60.000 perkilogram.
Baca Juga:
Kapolsek Sungai Gelam Berikan Bansos Sembako kepada Warga Terdampak kenaikan harga BBM bersubsidi
Ismail, pedagang sembako di Pasar Sengeti menyebut jika kenaikan harga ini bukan semata-mata dari naiknya harga minyak, namun sebelum naiknya harga minyak, barang-barang sudah mulai naik.
"Dari kemarin-kemarin sudah naik, tapi naiknya harga minyak ini bertambah naik lagi harganya," kata Ismail.
Namun demikian, untuk harga hari ini lebih murah dibandingkan dengan harga pada hari Minggu, di mana hari Minggu kemarin harganya mencapai Rp 95 ribu.
"Kalau Sabtu Minggu memang biasanya naik. Tapi harga sekarang masih tetap tinggi," ungkapnya.
Selain harga cabai, untuk saat ini harga sembako lain seperti wortel, kentang, bayam dan lain sebagainya juga ikut naik.
"Kalau harga minyak sudah naik, biasanya naik semua harga yang lain," tandasnya.
Selain itu, dampak kenaikan BBM sudah terasa ke sejumlah harga kebutuhan pokok di Kabupaten Bungo.
Berbagai bahan pokok naik mulai dari cabai hingga daging ayam.
Kenaikan harga ini seperti terjadi di Pasar Atas Muara Bungo, Kabupaten Bungo, sebagaimana pantauan Jambi independent pada Minggu 4 September 2023.
Harga mengalami kenaikan cukup drastis.
Cabai merah naik dari sebelumnya Rp65 ribu, kini menjadi Rp 95 ribu sampai Rp100 ribu per kilogram.
Lalu cabai rawit naik dari Rp35 ribu menjadi Rp45 ribu per kilogramnya.
"Mulai naik harganya sekarang, cabai merah mulai Rp 65 ribu menjadi Rp95 ribu sekilo sampai ada yang jual Rp100 ribu perkilo," katanya.
"Cabai hijau Rp30 ribu jadi Rp45 ribu sekilo. Kemarin mah masih murah, pas BBM naik ikut naik untuk stok kurang gak juga cuman pedagang takut mengambil banyak dengan harga tinggi," kata Bang Bol, pedagang sayuran di Pasar Atas Muara Bungo.
Atas kenaikan harga yang terjadi, pedagang berharap harga bisa kembali normal.
Pedagang cabe mengaku kehilangan omzet penjualan 30 persen. "Biasanya bisa menjual banyak namun kini berkurang karena pembeli tak berani beli banyak," katanya.
Kata dia pembeli takut membeli banyak karena resiko lebih besar dan pembeli membeli tidak banyak.
Ini dikarenakan harga yang tinggi, padahal kata dia pembeli biasanya membeli 1 kg, kini pedagang membeli hanya seperempat kilogram.
"Hanya bisa berharap, pikirkan kami rakyat kecil, kebutuhan cabe naik lagi, naik lagi. Baru kemarin harga turun. Eh naik lagi," kata Nani pembeli cabe.
Kenaikan harga ini juga dikeluhkan konsumen kecil. Mereka kembali harus merogok kocek lebih dalam untuk kebutuhan sehari hari disaat perekonomian lagi sulit.
Pedagang-pedagang memprediksi kenaikan masih akan terjadi beberapa hari ke depan. Karena berdampak sekali dengan bahan bakar minyak naik. Sumber Jambi independen [Yg]