Jambi.wahananews.co | Seluas 514 hektare tanaman padi di Jambi dilaporkan mengalami fuso atau gagal panen.
Balai Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jambi mencatat, kegagalan panen terjadi di tujuh kabupaten dan kota.
Baca Juga:
Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Pembangunan Berkelanjutan dan Transisi Energi
Kepala UPTD BPTPH Provinsi Jambi, Jaja Kardia mengatakan, pihaknya mencatat data dari Januari hingga Oktober 2022. Jaja menyebutkan, lahan yang mengalami gagal panen terluas ada di Kota Sungaipenuh.
Dia merinci di Kabupaten Kerinci pada bulan September mengalami gagal panen seluas 46 hektare, Kabupaten merangin pada bulan Maret seluas 25 hektare, dan Kabupaten Batanghari pada Januari seluas 108 hektare.
Kemudian Kabupaten Tanjab Timur pada Januari seluas 1,5 hektare, Februari 51 hekatre, Maret 7,5 hektare, dan Juli 3,5 hektare. Kabupaten Tebo pada Januari seluas 10,5 hektare, kabupaten Bungo pada Februari seluas 30 hektare ,dan Kota Sungaipenuh pada bulan Januari seluas 231,5 hektare.
Baca Juga:
Prabowo Ungkap RI Pindahkan Ibu Kota Karena Naiknya Permukaan Laut Naik Tiap Tahun
"Data ini sudah kami laporkan ke pusat," ujar Jaja.
Dikatakannya lagi, tanaman padi yang mengalami gagal panen dikarenakan dampak dari perubahan Iklim seperti banjir dan kekeringan.
Sementara untuk tanaman holtikultura seperti cabai, ada beberapa lokasi yang terkena banjir, seperti di daerah Kumpeh Ilir sekitar 80 hektare, dari total keseluruhan 105 hektare, dan yang berhasil diselamatkan ada 25 hektare.
"Sisanya terkena banjir dan sebagian fuso," kata Jaja.
Disebutkannya, 80 hektare tersebut berada di Desa Mekar Jaya dan Mekar Sari, Kecamatan Kumpeh Ilir, Kabupaten Muarojambi. Lokasi itu merupakan hamparan terluas tanaman cabai di Provinsi Jambi.
Jaja menyarankan kepada petani cabai di Kumpeh Ilir agar menanam cabai tepat waktu pada bulan Juni agar terhindar dari banjir.
"Harus tepat waktu, walaupun nantinya ada bantuan dari pemerintah melalui Dumisake atau APBN, akan disiapkan bulan Juni. Karena kebiasaan para petani nanamnya di bulan itu karena menghindari musim penghujan," tutupnya. [Yg]