Senada, Direktur Utama (Dirut) PLN Darmawan Prasodjo yang juga Ketua Dewan Pengawas MKI menegaskan, PLN telah merancang "Accelerated Renewable Energy Development" (ARED) yang akan mengatasi tantangan tersebut.
Melalui ARED, PLN akan mengembangkan _green enabling transmission line_ dan "smart grid" yang mampu menyuplai listrik dari sumber EBT yang terpisah dan terisolir menuju pusat permintaan listrik.
Baca Juga:
Saat Ibadah, Gereja Pentakosta Lau Mil Dairi Terbakar
Menurutnya, ARED juga mampu meningkatkan kapasitas dan keandalan sistem PLN untuk mengalirkan listrik dari sumber EBT yang karakternya intermitensi atau fluktuatif seiring perubahan cuaca.
”Bagaimana kami akan mengatasi intermitensi ini? Kami sedang dalam proses merancang dan mengembangkan "smart grid". Pembangkitan yang fleksibel, digitalisasi "smart transmission" , _smart distribution_ , "smart meter" sehingga kami dapat menambahkan yang sebelumnya hanya 5 Gigawatt (GW) EBT menjadi 32 GW bisa masuk dalam sistem PLN,” katanya.
Darmawan juga mengungkapkan bahwa dalam RUKN terbaru, Pemerintah dan PLN telah bersepakat untuk meningkatkan bauran EBT sebesar 75% dan 25% sisanya akan berasal dari gas pada 2040. Dengan begitu, dirinya optimistis, dengan dukungan pemerintah dan komunitas global, transisi energi Indonesia bisa terus didorong.
Baca Juga:
Ruang Komputer dan 2 Kelas SMPN 1 Tigalingga Terbakar
”Ini adalah tantangan global, kita harus mengatasinya dengan cara yang terpadu. Komunitas global harus bersatu untuk mengatasi hal ini, peristiwa seperti Enlit Asia 2023 memberikan kita rasa bangga, keyakinan, bahwa dengan komunitas global yang bersatu kita dapat terus bergerak maju,” tutup Darmawan.[ss]