“Saat ini kami telah mengganti 1,1 GWh energi batu bara dengan energi terbarukan. Apakah itu cukup? tidak. Kami berusaha mengurangi lagi sekitar 2,4 GWh yang saat ini prosesnya tengah berlangsung,” jelasnya.
Direktur USAID Indonesia Jeffery Cohen mengatakan dalam memerangi perubahan iklim, transformasi energi bersih Indonesia sangat penting untuk memastikan masa depan bumi yang layak huni bagi semua orang.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
“USAID berkomitmen mendukung PLN dalam transisi energi Indonesia. MoU yang kami tandatangani hari ini akan membawa Indonesia lebih dekat untuk mewujudkan potensi energi penuhnya sekaligus mengurangi ketergantungan pada batu bara dan meningkatkan energi baru terbarukan," kata Cohen.
Melalui kerja sama tersebut, USAID dan PLN akan meluaskan akses untuk layanan energi yang andal dan terjangkau masyarakat.
Berbagai kegiatan yang dicanangkan dalam nota kesepahaman kerja sama, di antaranya PLN dan USAID berencana untuk mempercepat penyebaran energi modern, meningkatkan pertukaran pengetahuan antara pakar energi bersih Indonesia dan Amerika Serikat, menyediakan keahlian teknis dan pengetahuan bagi para penyusun kebijakan yang berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca dari sektor listrik di Indonesia.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
“Kami akan mengakselerasi transisi energi di Indonesia dengan berbagai program kolaborasi antara pemerintah serta dunia internasional. Dalam perjuangan melawan perubahan iklim, transisi energi di Indonesia vital perannya untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi semua orang di bumi,” pungkas Cohen.[zbr]