WahanaNews.Co| Lingkungan tempat tinggal manusia mengalami sebuah fenomena yang disebut dengan Pemanasan Global. Istilah tersebut disematkan untuk menamakan peristiwa adanya ketidakseimbangan ekosistem, karena peningkatan suhu pada atmosfer bumi.
Gas yang ada di atmosfer bumi berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu permukaan bumi agar tetap hangat disebut dengan istilah gas rumah kaca, yang tersusun atas karbon dioksida (CO2), metana (CH4), Nitrogen Oksida (NO), dan hidrofluorokarbon (HFC).
Baca Juga:
Wamentan Sudaryono Ajak Petani Grobogan Gunakan Benih Bersertifikat
Di sisi lain, pupuk kimia dalam pertanian mengandung senyawa Nitrogen Oksida (NO), yang merupakan salah satu unsur gas rumah kaca. Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus, akan membuat gas rumah kaca jumlahnya semakin banyak di atmosfer bumi.
Oleh karena itu, penggunaan pupuk kimia dalam pertanian dapat memicu terjadinya pemanasan global. Hal ini disebabkan oleh radiasi inframerah yang dipantulkan tertahan oleh gas rumah kaca sehingga panas matahari kembali ke permukaan bumi.
Guna menghadapi tantangan krisis iklim, petani di Indonesia perlu mengadopsi praktik pertanian yang berkelanjutan dan organik. Dengan begitu, dapat meningkatkan ketahanan tanaman dan keberlanjutan sistem pertanian, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Baca Juga:
Kunker ke Bone, Petani: Jokowi dan Mentan Berkah Bagi Kemajuan Pertanian Indonesia
Menurut jurnal The Development of Organic Agriculture in Indonesia, mengatakan, bahwa mengaplikasikan pertanian organik tanpa bahan kimia sintesis, dapat menjawab permasalahan kerusakan lingkungan yang diakibatkan pemakaian bahan kimia sintetis dalam industri pertanian. Dengan begitu, sistem pertanian organik juga akan mengurangi dampak krisis iklim.
Data yang diambil dari Statistik Pertanian Organik Indonesia 2019, menunjukan persentase perkembangan pasar organik di beberapa wilayah—DKI Jakarta 32%, Jawa Barat 21%, Daerah Istimewa Yogyakarta 11%, Jawa Tengah, lalu di daerah lainnya Jawa Timur, Banten, Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Barat. Dari data ini diketahui bahwa konsumen terbesar didominasi oleh konsumen yang tinggal didaerah perkotaan.
Salah satu praktik pertanian berkelanjutan dan organik adalah penggunaan pupuk organik, seperti pupuk kompos atau pupuk hijau. Pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman, dan membantu menjaga kelembaban tanah. Selain itu, petani juga dapat memanfaatkan teknologi pengairan yang lebih efisien, seperti irigasi tetes atau irigasi lokal.