JAMBI.WAHANANEWS.CO,KUALA LUMPUR - Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, MKM, menghadiri sekaligus menjadi pembicara pada Forum ASEAN Governors and Mayors Forum (AGMF) di Kuala Lumpur, Rabu (13/8/2025).
Pada Special Session ASEAN Cities as Cultural Gateways: Harnessing Diversity for Regional Transformation, Maulana memaparkan dua program unggulan Kota Jambi yang mendapat apresiasi internasional, yakni Festival Tumpah Ruah dan konsep Kampung Bahagia.
Baca Juga:
Sinergi Bunda PAUD dan IAD Jambi: Wujudkan PAUD Bebas Perundungan Lewat Program Parenting Class
“Pada kegiatan ini, Kota Jambi diminta untuk mempresentasikan dua hal. Yang pertama berkaitan dengan culture and heritage, kami menampilkan Festival Tumpah Ruah yang melibatkan partisipasi aktif anak-anak muda berkolaborasi dengan seluruh elemen Kota Jambi. Festival ini mampu meningkatkan UMKM dan mengutilisasi tempat-tempat bersejarah yang memiliki nilai histori panjang di Kota Jambi,” ujar Maulana.
Selanjutnya, Maulana memaparkan konsep Kampung Bahagia sebagai model pemberdayaan masyarakat dalam tata kelola sampah (waste management).
“Yang kita ingin ke depan adalah partisipasi aktif masyarakat untuk mengelola sampah dengan siklus tertutup. Tidak ada pembuangan dari rumah ke TPS-TPS liar, tetapi dikolek bersama berbasis komunitas, kemudian dipilah di TPS 3R. Residunya lalu diangkut ke TPA Talanggulo,” ungkapnya.
Baca Juga:
Satgas Gabungan Gagalkan Penyelundupan 10 Ribu Koli Barang Ilegal di Jambi
Di TPA Talanggulo, sampah diolah melalui konsep circular economy menjadi produk bernilai tambah seperti briket, RDF, magot, dan pupuk. Sistem ini, kata Maulana, mendapat respon positif dari forum.
“Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan sesuai yang kita inginkan. Jangan lupa bahagia,” pungkasnya.
Pada sesi learning and knowledge sharing, Maulana memaparkan program pengolahan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat melalui Kampung Bahagia sebagai salah satu best practice kota di Indonesia. Ia menekankan pentingnya kolaborasi multipihak dan penanganan sampah yang komprehensif dari hulu ke hilir.
AGMF 2025 dibuka oleh Deputy Prime Minister Malaysia, Datuk Seri Fadillah Yusof, dan menjadi platform strategis kerja sama antar gubernur dan wali kota di kawasan ASEAN untuk memperkuat kolaborasi pembangunan perkotaan berkelanjutan. Forum ini juga membahas advokasi, peningkatan kapasitas, riset, serta pertukaran pengetahuan dan praktik baik yang selaras dengan tujuan global seperti SDGs, New Urban Agenda, Paris Agreement, dan Sendai Framework.
Maulana menjelaskan, tema utama AGMF 2025 adalah ASEAN Future Cities and Regions: Inclusivity and Sustainability dengan empat pilar pembahasan:
Climate Resilient Cities – Adaptasi dan mitigasi bencana iklim dengan solusi berbasis alam.
Healthy and Caring Cities – Pembangunan kota inklusif yang mendukung kesehatan masyarakat dan memperkuat jejaring sosial.
Digital Transformation and Innovation – Transformasi digital dalam pengelolaan kota, layanan publik, dan inovasi teknologi perkotaan.
Collaborative Pathways to Sustainability – Kerja sama antar pemangku kepentingan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Forum yang digelar di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC) ini dihadiri sekitar 8.000 peserta. Dari Indonesia, terdapat 47 kota anggota UCLG ASPAC (United Cities and Local Governments Asia Pacific) yang diundang, salah satunya Kota Jambi.
[Redaktur : Ados Sianturi]