Jambi.WahanaNews.co | Harga minyak goreng menjadi salah satu bahan pangan yang banyak di bahas saat ini.
Oleh sebab itu Aliansi Mahasiswa Provinsi Jambi melakukan Aksi demo di depan kantor gubernur Jambi dan kantor DPRD Provinsi Jambi, Kamis (24/3/2022).
Baca Juga:
Aksi Nasional Aliansi Buruh/Pekerja Akan Padati Kantor DPRD Provinsi Jambi Selama 3 Hari
Insan selaku koordinator umum aksi mengatakan aksi mereka belum mendapatkan tanggapan yang di harapkan oleh mahasiswa, oleh karena itu akan ada aksi lanjutan.
"Hari ini adalah aksi kedua aliansi mahasiswa provinsi Jambi untuk menuntut permasalahan di provinsi segera di selesaikan. Akan ada aksi lanjutan hari Senin dan kami akan konsisten sampai semua tuntutan aksi ini bisa di dengarkan" ujar Insan.
Menyikapi permasalahan ini salah satu anggota DPRD provinsi Jambi yaitu Budi Yako menyampaikan bahwa demo mahasiswa ini harus di dengarkan dan apresiasi serta pemerintah harus segera hadir di tengah-tengah masyarakat untuk membahas dan menyelesaikan masalah ini.
Baca Juga:
Calon Lokasi Pembangunan Stadion Center DPRD Provinsi Jambi Akan Gelar Rapat
Mengenai kenaikan harga minyak goreng itu sangat di pengaruhi pencabutan HET oleh pemerintah pusat, dan pengusaha seharusnya ikut serta menyelesaikan masalah ini.
"Pengusaha memang memiliki prinsip Provfit oriented, tetapi masyarakat sebagai konsumen harus di perhatikan juga. Saya bukan orang kaya, tetapi masih bisa membantu masyarakat beberapa Minggu yang lalu memberikan minyak goreng 1200 liter di 4 titik desa yang berbeda" ujar Budi Yako.
Dia juga membandingkan dengan negara tetangga Malaysia, disana juga terjadi permasalahan minyak goreng tetapi kok mereka bisa menekan harga, sangat berbeda dengan Indonesia saat ini harga nya sudah sangat meroket di pasar.
Budi Yako juga menyinggung beberapa waktu yang lalu mengenai kedatangan menteri di provinsi Jambi.
"Jangan hanya acara seremonial saja di media kemarin kedatangan menteri di Jambi, turun langsung dong ke pasar, ke penjual eceran supaya tau keadaan di lapangan, kalau hanya acara seremonial masalah ini akan berlarut-larut," tutup Budi Yako.[gab]