"Tapi saya kasihan lihat teman saya, saya nekat berdua sama teman saya untuk menemui ke lokasi," tuturnya.
Sesampainya di sana, dirinya dikepung anggota kepolisian. “Saya lihat teman saya bersama seseorang lagi. Saat kami mendekatinya, tiba-tiba kami diserbu. Kawan kami ditendang dan jatuh,” katanya.
Baca Juga:
Jaga Pilkada Serentak, PLN UID Jabar Siagakan Lebih dari Empat Ribu Personil
Ketika temannya dipukul, Angga sempat melarikan diri. Namun, ia dikejar dengan mengunakan sepeda motor. Angga yang terjatuh, langsung dikeroyok. Di lokasi yang terbilang sepi itu, kepalanya dipukul dan punggung ditendang berkali-kali.
"Kalau keterangan pihak polisi, ada 6 orang polisi, tapi saya tahu ramai di sana," ujar Angga.
Seolah-seolah belum puas, sejumlah pria tadi membawa atau menculik Angga dengan menggunakan sepeda motor.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Kala melihat warga di tengah perjalanan, Angga memang sempat berteriak meminta tolong. Namun, ia ditodong dengan senjata. Penodongan senjata api itu terjadi sebanyak dua kali di lokasi yang berbeda.
"Saya kan bonceng tiga. Saya sempat teriak minta tolong, dan saat itu, ada pelaku lainnya pakai sepeda motor merapat ke saya dan menodongkan senjata. Saya diancam waktu itu, 'Kau diam, kalau tidak aku tembak kau.' Lalu saat di dekat rumah keluarga saya, saya lihat-lihat. Kemudian dia berkata ‘kau ngapo nengok-nengok.’ Dikeluarkan lagi senjata itu,” tutur Angga.
Angga dan para pelaku penganiayaan ini kemudian tiba di sebuah lapangan yang berada di Kenali Asam Atas. Di sana Angga kembali dianiaya. Pengeroyokan ini berhenti setelah ada warga setempat yang melihat. Angga yang tidak sadarkan diri dan babak belur, akhirnya ditolong oleh warga.