Namun, setelah itu pelaku justru terlibat keributan dengan sesama rekannya. Kata Angga, pada malam itu diduga sejumlah anggota Brimob terlibat cek-cok mulut tidak jauh dari rumahnya, sehingga Angga dan keluarganya meminta agar pelaku dan rekan-rekannya segera pergi dan tidak membuat keributan lagi.
"Orang yang dia cari itu akhirnya keluar, dan saya dengar, ada yang bilang ngapain buat ribut di sini," tuturnya.
Baca Juga:
Jaga Pilkada Serentak, PLN UID Jabar Siagakan Lebih dari Empat Ribu Personil
Keluarga Angga sempat berpikir bahwa masalah ini sudah selesai. Namun, Angga dan keluarganya lengah. Surat pengakuan dan perjanjian damai itu, tidak ditemukan lagi.
"Kami pikir, urusan kami sudah selesai malam itu. Nah besoknya saya cek, surat pernyataan yang dibuat malamnya sudah hilang. Kan ditulis di buku. Saya lihat sudah disobek, dan saya lengah waktu itu," ungkap Angga.
Beberapa hari setelahnya, barulah aksi kekerasan mulai dilancarkan oleh sejumlah anggota Brimob. Supaya Angga datang ke lokasi yang direncanakan, sejumlah pria itu menahan teman Angga dan menyuruh berbohong bahwa bahan bakar sepeda motornya sudah habis.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Pada malam tersebut, sekitar pukul 00:00 WIB, Angga yang sedang bermain ke rumahnya pamit untuk pulang. Namun, tidak berselang lama teman Angga menghubungi dirinya, melalui DM Instagram dan meminta tolong, lantaran kehabisan bensin di sekitar kawasan Kebun Kopi, Paal Merah.
"Teman saya itu nge-DM adik saya ‘tolong kak, minyak motor saya habis’. Dia di sekitar Kebun Kopi, dekat Unaja,” tuturnya.
Angga dan sepupunya sempat mengaku curiga dan takut bahwa hal tersebut adalah jebakan. Namun, Angga akhirnya pergi bersama kawannya yang lain untuk menolong temannya tadi.