Negara yang menjadi tuan rumah harus melakukan segala sesuatu demi memudahkan wisatawan pada kontak pertamanya dengan masyarakat, agar dapat menimbulkan kesan pertama yang baik.
Senyuman dan sambutan yang ramah ketika tiba di lapangan udara, pelayanan informasi yang menyenangkan, sopan, dan terorganisir, serta kelancaran dalam pengurusan proses Imigrasi dan Pabean, ditambah sambutan petugas polisi dan pabean dengan ucapan kata-kata “Selamat Datang, Kami sangat senang dengan kehadiran Anda di antara kami” yang dilontarkan tanpa sedikitpun mengurangi rasa hormat dan rendah diri para petugas, maka pelayanan-pelayanan dengan cara demikian dapat menanamkan rasa puas dan tanggapan positif dari wisatawan.
Baca Juga:
Sinergi Bunda PAUD dan IAD Jambi: Wujudkan PAUD Bebas Perundungan Lewat Program Parenting Class
Tentu masih banyak hal lain yang dapat diusahakan untuk dapat memberikan kepuasan yang lebih baik. Berbeda dengan kegiatan di dalam pabrik, pengawasan kualitas untuk bahanbahan buatan pabrik hampir keseluruhannya dapat diserahkan kepada mesin-mesin yang dapat bekerja sendiri (otomatis), sedangkan untuk kebanyakan produk wisata tidaklah mungkin.
Seseorang tidaklah mungkin bergegas keliling mengawasi hubungan antara tuan rumah dan pendatang. Kerena itu program-program pendidikan yang terus menerus melalui pemerintah / swasta dan media massa menjadi sangat penting. Sikap dari masyarakat tuan rumah dapat dipengaruhi.
Satu hal yang penting sekali ialah agar mereka mempunyai pengertian tentang pariwisata; penting sekali bahwa mereka dapat memahami bertambahnya kekayaan dalam nilai kehidupan yang diperoleh melalui kontak dengan masyarakat luar; di segi lain penting pula bahwa mereka dapat terus membantu untuk merintangi segi-segi negatif terhadap kontak tersebut.
Baca Juga:
MenKes Dorong Kurikulum Kesehatan Masuk di Semua Jenjang Pendidikan
Tentunya cara yang paling baik dalam usaha mengatasi adanya kesenjangan antara masyarakat tuan rumah dan pendatang, bukanlah dengan membawa para pendatang itu ke semacam perkampungan miskin di dalam kota atau menjauhkan dari masyarakat setempat, karena takut menularnya tingkah laku dan kebiasan para pendatang membahayakan masyarakat setempat.
Sebagai contoh: suatu hal yang sangat membantu masyarakat setempat ialah dengan memberi mereka penerangan tentang manfaat sosial penanaman modal dibidang pariwisata bagi mereka. Karena manfaat sosial dari jenis penanaman modal yang demikian mungkin saja nantinya akan dapat membiayai pembangunan sekolah baru atau fasilitas-fasilitas masyarakat lainnya.
Bila penduduk setempat memandang pendatang hanya sebagai parasit untuk ditipu atau sebagai orang yang kepergiannya dinanti-nantikan dengan tidak sabar, atau dalam kasus yang luar biasa, sebagai iblis yang kehadirannya dirasakan sama sekali tidak perlu, maka hal ini sama sekali tidak akan membantu pengembangan pariwisata. Tentunya banyak yang dapat diperbuat.