Untuk memperkuat hal ini, Pemerintah Provinsi Jambi menghadirkan program PRO JAMBI AGAMIS. Program ini mendorong masyarakat untuk menjadikan nilai agama sebagai fondasi kehidupan. Tidak hanya dengan membangun sarana ibadah, tetapi juga memperkuat pendidikan agama, membiasakan pengajian, dan menghidupkan budaya religius di tengah masyarakat. PRO JAMBI AGAMIS mengajarkan bahwa menyayangi diri berarti menghidupkan iman, sebab iman adalah pelindung jiwa dari kegelisahan zaman.
SHOLAT SUBUH DIMASJID;
Baca Juga:
Ingin Perut Lebih Ramping? Coba 5 Tips Pola Makan Sehat Ini
Salah satu langkah nyata menyayangi diri adalah membiasakan diri bangun Subuh dan menuju masjid. Subuh adalah waktu yang penuh keberkahan. Saat sebagian orang masih terlelap, orang-orang yang bangun Subuh sejatinya sedang menjemput cahaya Tuhan.
Udara pagi yang segar adalah vitamin alami. Langkah kaki menuju masjid adalah olahraga yang menyehatkan. Shalat berjamaah di awal hari adalah ketenangan yang menyejukkan jiwa. Di masjid, kita menemukan kehangatan persaudaraan, saling menyapa, saling mendoakan, dan merasakan energi kebersamaan.
Pemerintah Provinsi Jambi melalui PRO JAMBI AGAMIS menjadikan Subuh berjamaah sebagai salah satu ikon kegiatan. Banyak masjid menggelar pengajian setelah Subuh, tausiah, dan kajian Al-Qur’an. Semua ini mengajarkan bahwa menyayangi diri berarti mengisi hari dengan energi positif sejak fajar.
PRO JAMBI AGAMIS
Baca Juga:
Mau Perut Lebih Ramping? Coba 5 Tips Pola Makan Sehat Ini
Program PRO JAMBI AGAMIS adalah salah satu terobosan yang dihadirkan pemerintah daerah untuk memperkuat nilai religius masyarakat Jambi. Program ini tidak sekadar slogan, tetapi diwujudkan dalam bentuk nyata: pembangunan masjid dan rumah ibadah, penguatan pendidikan berbasis iman, dukungan kegiatan keagamaan, serta gerakan Subuh berjamaah.
Lebih dari itu, PRO JAMBI AGAMIS menanamkan kesadaran bahwa iman dan kesehatan harus berjalan beriringan. Karena iman yang kuat akan menjaga jiwa, sementara kesehatan yang baik akan menjaga tubuh. Masyarakat yang sehat jasmani dan rohani akan menjadi fondasi kuat untuk mengisi kemerdekaan.
Renungan 80 tahun kemerdekaan adalah renungan untuk bangsa sekaligus untuk diri sendiri. Bangsa ini lahir dari darah dan air mata para pejuang. Mereka tidak hanya berjuang dengan senjata, tetapi juga dengan semangat hidup sehat, iman yang kuat, dan cinta yang tulus pada tanah air.