Dalam buku berjudul Orang Miskin Dilarang Sekolah (2020:5) menjelaskan bahwa bersekolah adalah hak semua anak-anak bangsa, seharusnya pendidikan di Indonesia tidak di beda-bedakan baik dari segi pelayanan dan fasilitas. Tetapi apakah itu tidak berlaku untuk anak-anak di desa???
Sekolah hanya untuk orang kota???
Baca Juga:
53 Warga Merangin Jambi Terjangkit HIV/AIDS
Dalam pelaksanaannya hari ini sistem pendidikan yang dibentuk dibuat serba seragam, tidak hanya pakaian namun isi kepala pun dibuat sama. Menurut Bagir bentukan sistem sekolah sekarang masih banyak menyimpan lubang kesalahan mendasar sehingga perlu diluruskan, baik itu kesalahan secara konseptual maupun praktikal.
Mulai dari kerancuan tentang tujuan pendidikan, kesalahapahaman atas hakikat proses belajar, dan kemiskinan metode belajar-mengajar. Lantas bagaimana caranya untuk memulihkan sekolah supaya dapat meluruskan kembali ke falsafah pendidikan kita ?
Hal yang membuat hati miris adalah di saat teman- teman KKN menyarankan kepada beberapa pemuda dan pemudi yang baru saja selesai atau tamat dari Sekolah Menengah Atas untuk kuliah, dan jawaban dari meraka membuat kami merasa sangat sedih karena “kuliah membutuhkan biaya besar dan hanya untuk orang-orang kota saja”.
Baca Juga:
Seorang Pria Pedagang Perhiasan Emas Tewas Dirampok
Mahasiswa UNJA dan kepeduliannya
Tiap-tiap orang berhak mendapatkan hak dan melakukan kewajibannya untuk mencintai bangsa dan negaranya. Salah satu hak dari warga negara adalah mendapatkan pendidikan yang sebagaimana mestinya menjadi suatu kesetaraan di seluruh penjuru negeri ini. Apalagi di era serba modern ini pendidikan tidak hanya melalui sekolah maupun dengan cara yang klasik tetapi sudah menggunakan kemajuan teknologi yang begitu canggih. Semuanya apapun itu, dapat diakses lewat teknologi baik itu berita, informasi tentang pendidikan, maupun tentang apa saja.
Tepat semester ajaran genap Universitas Jambi Melakukan KUKERTA (Kuliah Kerja Nyata) di sebuah desa yang terpencil di batas kota Bangko. yaitu Desa Danau Kecamatan Nalo Tantan Kabupaten Merangin. Sesampainya kami di sini, sejenak membuat kami yang terbiasa di kota sangat merasa terpukul. Bagaimana mungkin di era modern ini ada sebuah desa yang tidak mendapatkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, di kala semua sudah menikmati kecanggihan teknologi. Disini jaringan internet pun belum ada titik titik hilalnya.