Keluarga korban mendiang Rustam Sibarani, Tika Sibarani yang ikut hadir pada rekonstruksi merespon bahwa pihak korban merasa ada kejanggalan atas rekonstruksi yang telah dilaksanakan.
"Kami pihak korban melihat antara keterangan pelaku dengan fakta pada korban sangat berbeda dalam rekonstruksi yang dilaksanakan," ujar Tika, Senin (20/10/2025).
Baca Juga:
Kemendag dan Kemenpar Bersinergi, Tampilkan Kekuatan Gastronomi di Pangan Nusa Expo 2025
Menurutnya rekonstruksi tersebut terkesan hanya berdasarkan keterangan pelaku dan keluarganya tanpa menggali pada hasil visum terhadap Bapak kami Alm.Rustam Sibarani.
"Rekonstruksi yang dilaksanakan hanya begitu saja percaya pada keterangan pelaku yang hanya memukul mendiang sebanyak 2 kali menggunakan tojok sawit. Padahal jelas luka-luka yang diderita ada di kepala, kuping, pipi, tangan dan kaki ," jelas Tika.
Selain itu ia menanggapi pula soal proses hukum tersangka dari awal kejadian juga terkesan ada yang janggal.
Baca Juga:
KPPI Tekankan Pentingnya Safeguard Measures untuk Lindungi Industri Dalam Negeri
"Proses hukum ini dari awal kejadian sampai saat ini terkesan janggal. Dari keterangan yang kami dapat pada saat penyidikan dan saat keluarga bersama rekan juang PBB turun ke Desa Bukit Harapan bertemu beberapa saksi terdapat perbedaan," pungkas Tika.
Proses rekonstruksi tersebut terdiri lebih dari 40 adegan. Dengan menghadirkan pelaku serta saksi-saksi yang menerangkan kejadian yang terjadi.
Pihak keluarga korban Alm.Rustam Sibarani mengucapkan terimakasih kepada pihak kepolisian dan kejaksaan atas dilakukannya rekonstruksi serta undangan menghadiri rekonstruksi dengan harapan agar keadilan dapat ditegakkan dan kasus ini bisa terbuka apabila ada kemungkinan pembunuhan berencana ataupun bila ada pelaku lainnya melihat luka luka yang dialami korban.