Kedua instrumen ini telah mendapatkan efektif pada 7 September 2021 lalu. Masing-masing instrumen mendapatkan peringkat idA dan idAsy dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Joint lead underwriters dari aksi korporasi ini antara lain PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan wali amanatnya adalah PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BBJB).
Baca Juga:
Hutama Karya Berikan Bantuan Alat Produksi dan Bahan Baku untuk Pengrajin Logam di Ogan Ilir
Sebelumnya perusahaan telah melakukan PUB I tahun 2013 dan global bond senilai US$ 600 juta atau setara dengan Rp 9 triliun (kurs Rp 15.000) pada Mei 2020 lalu dengan oversubscribe 5 kali.
Untuk diketahui, perusahaan mendapatkan peringkat Baa4 dengan status investment grade dari Moody's. Peringkat yang disematkan ini untuk Long-Term Foreign-Currency Issuer Rating dengan menetapkan prospek stabil kepada perusahaan.
Sebagai obligor yang terkait dengan pemerintah (government-related issuer), peringkat yang disandang Hutama Karya merupakan gabungan dari baseline credit assessment (BCA) dan four- notch uplift dari Moody's. Peringkat ini mencerminkan dukungan yang sangat kuat dari pemerintah terhadap perusahaan.
Baca Juga:
Pembangunan Tol Trans Sumatera Berpotensi Terhenti Jika Anies Amin Menang Pilpres 2024
Budi mengatakan tahun ini merupakan kedua kalinya perusahaan mendapatkan peringkat tersebut setelah sebelumnya juga mendapatkan peringkat yang sama dari Fitch Ratings.
"Rating yang diraih Hutama Karya ini merupakan rating tertinggi di antara BUMN Karya. Kami percaya capain ini mampu menjadi sentimen positif terhadap prospek pembangunan infrastruktur di Indonesia dan meningkatkan kepercayaan investor kepada Hutama Karya ke depannya," jelasnya.