WahanaNews-Jambi I Menteri Keuangan Sri Mulyani kerap menyampaikan kepada publik dan media soal penyerapan daerah yang minim hingga mengendapkan simpanan triliunan rupiah di bank daerah.
Wali Kota Jambi Syarif Fasha blak-blakan menyebut bahwa pemerintah pusat mengkambing-hitamkan pemerintah daerah (pemda) soal rendahnya penyerapan anggaran daerah.
Baca Juga:
Bareskrim Tangkap Kakak Helen Bandar Besar Lapak Narkoba Jambi
Padahal, Syarif menegaskan bahwa hal itu tidak lah benar. Ia malah mengungkapkan data yang disampaikan hanya angka belaka. Realitanya, transfer ke daerah dilakukan setiap kuartal atawa setiap bulan bergantung aturan teknisnya.
"Pemda selalu menjadi kambing hitam, nanti media nasional menyoroti bahwa dana pemda menumpuk, dana APBN sudah ratusan triliun tidak dibelanjakan daerah. Demikian penjelasan menteri keuangan," ujarnya pada acara webinar Kementerian Dalam Negeri: "Mengukur Kapasitas Perubahan APBD TA 2021 dalam Penanganan Covid-19," Rabu (13/10/2021).
Ia pun meminta pemerintah pusat untuk mengklarifikasi tuduhan yang sering dialamatkan kepada pemda bahwa banyak dana yang menumpuk di celengan daerah.
Baca Juga:
Polisi Ciduk Pembunuh Wanita dalam Lemari
Boro-boro punya dana menumpuk, ia memaparkan bahwa selama pandemi ini pihaknya malah harus gali tutup lubang karena pendapatan asli daerah (PAD) anjlok berat.
Di samping itu, ia menyebut transfer seperti Dana Alokasi Umum (DAU) dipangkas rata-rata 2,3 persen.
Tak sampai di situ saja, ia juga menyebut di masa pandemi usulan dari DPRD juga cenderung naik, sehingga pihaknya harus putar otak memenuhi kebutuhan yang naik dari pendapatan yang anjlok.