Jambi.wahananews.co | Bertepatan dengan Hari Gajah Sedunia yang diperingati setiap tanggal 12 Agustus, Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos, M.H meresmikan Pusat Informasi Konservasi Gajah (PIKG) di Desa Muara Sekalo, KecamatanSumay, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi yang dihadiri oleh Plt. Dirjen KSDAE yang diwakili dari Direktorat Konservasi Keanekaragaman HayatiSpesies dan Genetik, Kepala Balai KSDA Jambi, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Ahmad Bestari SH, MH, Pj. Bupati Tebo sertaKepala UPT lingkup KLHK.
Peresmian Pusat Informasi Konservasi Gajah ini juga dihadiri Chief Technical Officer Forest Program II, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),PT Royal Lestari Utama (RLU) / PT. Lestari Asri Jaya (LAJ), serta masyarakat mitrakon servasi.
Baca Juga:
Warga Muaro Jambi Tertipu DO Sawit, Kerugian Capai Rp5 Miliar
Kegiatan ini mendapatkan dukungan juga dari Forest Program II yang merupakan kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemerintah Jerman (KFW).
PIKG mulai dibangun tahun 2019, dengan fasilitas yang terdiri dari 1 gedung utama/kantor PIKG, 1 gedung serbaguna, 4 kamar tamu, 2 mess mahout, dan sarana pendukung pengelolaan gajah latih seperti kandang inap, kandang isolasi, klinik, sarana pengelolaan limbah, embung, dan jembatan gantung.
Pendirian PIKG dan Kawasan Ekosistem Esensial Hidupan Liar Datuk Gedang ini adalah hasil kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan termasuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Pemerintah Provinsi Jambi, Dinas Kehutanan Jambi, Pemerintah Kabupaten Tebo, dan PT LAJ sebagai upaya perlindungan terhadap habitat gajah Sumatera di Bentang Alam Bukit Tigapuluh.
Baca Juga:
2 Pemuda Jambi Salurkan Gadis Jadi PSK di Batam, Jual HP Korban untuk Ongkos
Gubernur Jambi menyebutkan dalam mendukung hal ini pihaknya telah membentuk Forum Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) yang telah disahkan melalui Surat Keputusan Gubernur Jambi pada tanggal 16 Februari 2022.
“Ini merupakan langkah nyata kita bagi perlindungan gajah yang mulai terancam punah. Maka dari itu kami mendukung penuh langkah untuk kembali mempertahankan kondisi gajah kita ini,” kata Gubernur.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) melalui Kasubdit Pengawetan Spesies dan Genetik, Badiah dalam sambutannya menyampaikan PIKG berfungsi sebagai pemeliharaan satwa dan mitigasi konflik antara manusia dan gajah, pendidikan lingkungan dan konservasi alam bagi masyarakat, tempatpenelitian dan perkembangbiakan spesies, pengembangan ekonomi masyarakat sekitar, serta menjadi pengelolaan pusat informasi tentang konservasi gajah.
Dirjen KSDAE menjelaskan bahwa momen ini sangat penting bagi pengelolaan gajah yang melibatkan para pihaks eperti pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan lainnya seperti pihak swasta, LSM, dan perguruan tinggi yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pusat edukasi dan penelitian.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada PT Royal Lestari Utama dan PT Lestari Asri Jaya (PT LAJ) yang telah menghibahkan lahan seluas 4 hektare untuk area PIKG ini,” ujar Dirjen KSDAE dalam sambutannya.
Dalam rangka mitigasi konflik antara manusia dan gajah perlu penanganan yang lebih serius secara berkolaborasi dan terintegrasi dengan para pemangku kepentingan di area Bentang Alam Bukit Tigapuluh.
“Wilayah Bentang Alam Bukit Tigapuluh terdapat habitat gajah yang terancam kehidupannya dimana sering terjadi konflik antara manusia dan gajah serta satwa liar lainnya. Sehingga perlu untuk berkolaborasi dan terintegrasi dengan para stakeholder di area Bentang Alam Bukit Tigapuluh. Untuk menyatukan persepsi dan langkah para stakeholder telah dibentuk forum KEE,” ungkap Akhmad Bestari, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur PT LAJ Yasmine Sagita mengungkapkan dukungan terhadap pendirian PIKG kepada BKSDA Jambi ini merupakan salah satu bentuk komitmen dan upaya berkelanjutan PT LAJ dalam upaya pelestarian habitat gajah Sumatera. Perseroan sejak tahun 2015 juga telah bekerja sama dengan sangat baik dengan para pemangku kepentingan melakukan upaya konservasi terhadap gajah Sumatera dan habitatnya.
“Kami mengapresiasi dan mendukung kolaborasi yang dibangun oleh BKSDA Jambi dan Pemerintah Provinsi Jambi dalam menciptakan sarana edukasi dan penelitian konservasi Gajah Sumatera di Kawasan Ekosistem Esensial Bentang Alam Bukit Tigapuluh. Dengan pendirian PIKG diharapkan dapat meningkatkan edukasi dan pemberdayaan masyarakat, mitigasi konflik satwa-manusia, serta perlindungan terhadap satwa dan keanekaragaman hayati melalui kegiatan riset dan pelatihan berkolaborasi dengan para pemangku kepentinga nterkait,” tuturD irektur PT LAJ Yasmine Sagita.
Pada kegiatan peresmian ini perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gubernur Jambi, Bupati Tebo dan pejabat pemerintahan yang hadir juga melakukan penanaman pohon, menyerahkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Persetujuan Kemitraan Kehutanan kepada 2 (dua) Kelompok Tani Hutan (KTH) dengan PT LAJ dan PT Wanamukti Wisesa, meninjau pameran produk UMKM, menyaksika nketrampilan 5 ekor gajah jinak yang telah dilatih untuk mitigasi konflik gajah dan masyarakat secara kolaborasi dan terintegrasi dengan para pemangku kepentingan di area Bentang Alam Bukit Tigapuluh. [yg]