Jambi.wahananews.co | Malam ini di samping kampus Universitas Jambi yang ber-almamater oranye ini, saya sedang menikmati seduhan kopi di warung kopi milik salah satu kawan sejalan ketika masih menjadi aktivis mahasiswa, disesapan terakhir saya agak menarik napas dalam-dalam setelah melihat flayer kegiatan kampus yang tersebar di berbagai grup-grup whatsapp di ponsel saya, kegiatan yang bertajuk Kuliah Tamu dengan tema Pembangunan Politik “Pembangunan Kelembagaan Politik dan Penguatan Kualitas Kepemimpinan Daerah”.
Terpampang dua wajah yang sangat familiar dalam otak saya, Dr. Dori Efendi, SI.P, M. SOC. SC yang akrab saya sapa dengan kando Dori, salah satu dosen di Fakultas Hukum UNJA dan satu lagi Romi Hariyanto, siapa yang tidak kenal dengan Romi Hariyanto ini yang baliho dan spanduk bergambarkan wajahnya dengan tagline merakyat terpasang gagah di hampir setiap persimpangan jalan di Provinsi Jambi dan untuk masyarakat kabupaten Tanjung Jabung Timur sudah barang tentu kenal dengan beliau ini, Bupati Tanjung Jabung Timur.
Baca Juga:
Keren, Dosen Unja Olah Buah Pedada jadi Produk Pangan Peningkat Sistem Imun Tubuh
Tulisan ini tidak akan membahas tentang Akuntabilitas, Kecakapan dan Kapabilitas dari dua orang yang gambarnya terpampang di flayer kegiatan Kuliah Tamu yang di adakan di Fakultas Hukum UNJA pada Senin, 28 Februari 2023 kemarin, namun hanya pelepas Tanya yang sudah berputar-putar di dalam kepala apakah Aktivis Mahasiswa Universitas Jambi Apatis Konflik Agraria di Jambi?
Tanjung Jabung Timur Darurat Agraria, Pemerintahan Daerahnya acuh?
Ada beberapa titik konflik agraria di Tanjung Jabung Timur, baik itu di sektor kehutanan maupun di perkebunan, namun pada tulisan kali ini saya tidak akan mengupas secara detail keseluruhan konflik agraria di Tanjung Jabung Timur, mungkin di lain kesempatan. Tulisan ini hanya akan berfokus kepada peristiwa penganiayaan dan pengeroyokan kepada tujuh petani oleh sekuriti PT. Kaswari Unggul.
Baca Juga:
Musyawarah Ke IV IMATAPUT-JAMBI, Mardono Purba jadi Nahkoda Baru
Beberapa minggu yang lewat, tepatnya 09 Februari 2023. Tujuh petani yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia mengalami tindakan kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama oleh sekuriti PT. Kaswari Unggul, tidak hanya tindakan kekerasan yang di alami oleh petani namun tanaman dan rumah ladang mereka juga di rusak oleh sekuriti PT. Kaswari Unggul.
Kejadian itu diduga melibatkan sekitar lima puluh sekuriti PT. Kaswari Unggul di Desa Suka Maju, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. PT. Kaswari Unggul merupakan perusahaan perkebunan sawit yang sudah lebih dari dua puluh tahun tidak memiliki Hak Guna Usaha (HGU).
Padahal tanah seluas 3.470 hektare yang dikuasai PT. Kaswari Unggul dan petani ini sudah masuk ke dalam lokasi prioritas untuk diselesaikan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional RI (ATR/BPN), bahkan diwacanakan sebagai major project reforma agraria secara nasional karena PT. Kaswari Unggul tidak memiliki HGU.