Ados juga menambahkan mengenai urgensi dan relevansi mahasiswa Indonesia mempelajari marhaenisme.
“Kita harus kembali mempelajari marhaenisme dan harus memiliki kemauan untuk memahaminya apalagi kita selaku mahasiswa. Urgensinya pada saat ini adalah bangsa Indonesia butuh mahasiswa yang memiliki dasar berpikir dan bergerak yang jelas, terukur dan teratur. Marhaenisme akan relevan selagi penindasan manusia atas manusia masih berlangsung, penindasan bangsa atas bangsa masih terus terjadi, dan kita bisa melihat kedua hal itu dalam era sekarang,” tambahnya.
Baca Juga:
Bareskrim Tangkap Kakak Helen Bandar Besar Lapak Narkoba Jambi
Pada MPAB tersebut disajikan beberapa materi kepada peserta yang dipandu oleh beberapa aktivis yang menjadikan marhaenisme sebagai ideologi perjuangannya. Yakni Wiranto Manalu selaku aktivis GMNI Jambi, Eldaniel seorang aktivis yang juga merupakan penulis buku, Christian Napitupulu yang merupakan aktivis yang focus pada penuntasan konflik agraria di Provinsi Jambi. Selebihnya, pemateri MPAB LSMM angkatan 1 adalah dari pengurus LSMM.
Sebelumnya Lingkar Studi Mahasiswa Marhaenis (LSMM) adalah organisasi ekstrakampus yang berdiri pada tanggal 29 Juli 2021 dan di deklarasikan pada tanggal 1 Agustus 2021. LSMM menjadikan marhaenisme Bung Karno sebagai azas organisasinya. (tum)