“Nah begitu menjelang akhir periode Pak Agus Rahardjo, dimana Pak Agus berakhir itu, lalu dibentuk pansel KPK seperti tadi yang sudah disampaikan, pansel KPK dibentuk oleh Presiden Jokowi.”
Kemunculan Pansel KPK ini kemudian diikuti dengan munculnya bagan tentang Taliban yang menunjukkan sejumlah wajah.
Baca Juga:
ICW Pandang Kortastipidkor Harus Fokus Benahi Integritas Internal Polri
Busyro menuturkan dalam bagan Taliban itu terdapat wajahnya, Abdullah Hehamahua, Bambang Widjojanto, Novel Baswedan, dan Yudi Purnomo.
“Saya waktu itu melihat ini gejala apa? Saya belum menemukan jawaban. Nah, setelah pansel ini melakukan langkah-langkah, di antara langkah-langkahnya ialah membuat langkah mengenai seleksi pimpinan KPK, maka seleksi pimpinan KPK itu disusun dengan melibatkan Badan Nasional Pemberantasan Terorisme dengan materi-materi yang terkait dengan radikalisme dan intoleransi dan sebagainya,” cerita Busyro.
“Nah, baru di situlah saya kemudian bisa menyimpulkan ada benang merah antara bagan tentang Taliban yang tadi disebarkan oleh kekuatan-kekuatan yang berbayar tadi, kekuatan-kekuatan gelap hitam kumuh dengan dilibatkannya, diperankannya BNPT tadi.”
Baca Juga:
Usut Kasus Kerugian Negara dan Cuci Uang, ICW Sebut Kejagung Ungguli KPK
Baca Juga: Pengacara Bantah Bupati Kuansing Kena OTT KPK: Hanya Ditelepon Penyidik dan Diminta Merapat ke Polda
Lantas, siapa yang berkepentingan di balik isu Taliban yang sengaja dihembuskan untuk institusi KPK?