Dirjen KSDAE menjelaskan bahwa momen ini sangat penting bagi pengelolaan gajah yang melibatkan para pihaks eperti pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan lainnya seperti pihak swasta, LSM, dan perguruan tinggi yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pusat edukasi dan penelitian.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada PT Royal Lestari Utama dan PT Lestari Asri Jaya (PT LAJ) yang telah menghibahkan lahan seluas 4 hektare untuk area PIKG ini,” ujar Dirjen KSDAE dalam sambutannya.
Baca Juga:
Warga Muaro Jambi Tertipu DO Sawit, Kerugian Capai Rp5 Miliar
Dalam rangka mitigasi konflik antara manusia dan gajah perlu penanganan yang lebih serius secara berkolaborasi dan terintegrasi dengan para pemangku kepentingan di area Bentang Alam Bukit Tigapuluh.
“Wilayah Bentang Alam Bukit Tigapuluh terdapat habitat gajah yang terancam kehidupannya dimana sering terjadi konflik antara manusia dan gajah serta satwa liar lainnya. Sehingga perlu untuk berkolaborasi dan terintegrasi dengan para stakeholder di area Bentang Alam Bukit Tigapuluh. Untuk menyatukan persepsi dan langkah para stakeholder telah dibentuk forum KEE,” ungkap Akhmad Bestari, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur PT LAJ Yasmine Sagita mengungkapkan dukungan terhadap pendirian PIKG kepada BKSDA Jambi ini merupakan salah satu bentuk komitmen dan upaya berkelanjutan PT LAJ dalam upaya pelestarian habitat gajah Sumatera. Perseroan sejak tahun 2015 juga telah bekerja sama dengan sangat baik dengan para pemangku kepentingan melakukan upaya konservasi terhadap gajah Sumatera dan habitatnya.
Baca Juga:
2 Pemuda Jambi Salurkan Gadis Jadi PSK di Batam, Jual HP Korban untuk Ongkos
“Kami mengapresiasi dan mendukung kolaborasi yang dibangun oleh BKSDA Jambi dan Pemerintah Provinsi Jambi dalam menciptakan sarana edukasi dan penelitian konservasi Gajah Sumatera di Kawasan Ekosistem Esensial Bentang Alam Bukit Tigapuluh. Dengan pendirian PIKG diharapkan dapat meningkatkan edukasi dan pemberdayaan masyarakat, mitigasi konflik satwa-manusia, serta perlindungan terhadap satwa dan keanekaragaman hayati melalui kegiatan riset dan pelatihan berkolaborasi dengan para pemangku kepentinga nterkait,” tuturD irektur PT LAJ Yasmine Sagita.
Pada kegiatan peresmian ini perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gubernur Jambi, Bupati Tebo dan pejabat pemerintahan yang hadir juga melakukan penanaman pohon, menyerahkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Persetujuan Kemitraan Kehutanan kepada 2 (dua) Kelompok Tani Hutan (KTH) dengan PT LAJ dan PT Wanamukti Wisesa, meninjau pameran produk UMKM, menyaksika nketrampilan 5 ekor gajah jinak yang telah dilatih untuk mitigasi konflik gajah dan masyarakat secara kolaborasi dan terintegrasi dengan para pemangku kepentingan di area Bentang Alam Bukit Tigapuluh. [yg]